Andi Ahmad S
Rabu, 05 November 2025 | 12:53 WIB
Seorang warga Baduy Dalam bernama Repan menjadi korban pembegalan hingga harus mengalami luka bacok di tangan kiri saat sedang berjualan madu di wilayah Cempaka Putih, Jakarta pada Minggu (26/10/2025).
Baca 10 detik
  • Repan, warga Baduy Dalam, dibegal saat jualan madu di Cempaka Putih, Jakarta (26/10), menderita luka bacok serius di tangan.

  • Korban sempat ditolak rumah sakit karena tak punya KTP Baduy Dalam, sebelum akhirnya dirawat berkat bantuan kenalan di Tanjung Duren.

  • Pelaku merampas uang Rp3 juta, madu 10 botol, dan HP korban. Kasus telah dilaporkan ke Polsek Cempaka Putih.

SuaraBanten.id - Seorang warga Baduy Dalam bernama Repan menjadi korban pembegalan hingga harus mengalami luka bacok di tangan kiri saat sedang berjualan madu di wilayah Cempaka Putih, Jakarta pada Minggu (26/10/2025).

Saat ini kasus itu pun sudah dalam penanganan kepolisian setelah korban melaporkan nasib yang menimpanya ke Polsek Cempaka Putih pada Minggu (2/11), dengan nomor laporan polisi LP/B/83/XI/2025/SPKT/POLSEK CEMPAKA PUTIH/POLRES METRO JAKPUS/POLDA METRO JAYA.

Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Kanekes Oom membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, saat ini korban masih berada di Jakarta dalam rangka pemulihan luka akibat sabetan senjata tajam sekaligus pemenuhan pemeriksaan polisi.

"Nah Sabtu kamari urang ges nengok ka Jakarta, ges katimu jeung si Repan_ (Sabtu kemarin saya sudah nengok ke Jakarta, sudah ketemu sama si Repan)," kata Oom, Selasa (4/11/2025).

Diterangkan Oom, korban mengaku dibegal oleh sebanyak 4 orang pria tak dikenal saat sedang berjalan seorang diri di Jalan Pramuka, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta sekitar pukul 03.00 WIB.

Kata Oom, barang-barang milik korban sempat dirampas sehingga membuat korban mencoba melawan untuk merebut kembali barangnya. Namun nahas, salah seorang pelaku justru mengeluarkan sebilah clurit hingga menyabetkanna ke tubuh korban.

"Si Repan eta jualan di daerah Rawasari. Nah sekitar jam 3 subuh, eta datang jalema duaan ngajambret, terus dilawan ku maneh na, pas dilawan jol duaan deui. Tiba-tiba ngabacok kana pipi tapi pipi na mah luka saeutik doang, teu tembus kana kulit_ (Si Repan itu jualan di daerah Rawasari. Nah sekitar jam 3 subuh, itu datang orang berdua terus menjambret, lalu dilawan sama si Repan, pas lagi melawan, tiba-tiba datang dua orang lagi langsung membacok ke arah pipi, cuma pipinya luka dikit doang karena ga tembus ke kulit)," jelas Oom.

"Terus dihanteum deui si Repan di sebelah kiri kana awak na, ngan awak na teu kunanaon, ngan robek doang kaos na. Terus rek dibacok hulu na ngan ditangkis ku si Repan, nu mantak aya luka bacok di leungeun na 10 jahitan_ (terus dihantam lagi si Repan di badan sebelah kiri, cuma badanya ga kenapa-kenapa, cuma robek doang kaosnya. Pas mau dibacok ke kepala, itu ditangkis sama Repan, sehingga ada luka bacok di tangan sebelah kiri sebanyak 10 jahitan)," sambungnya.

Diungkapkan Oom, korban yang terluka mencoba mendatangi rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan, namun ditolak lantaran tidak memiliki KTP. Sementara para pelaku berhasil kabur sambil membawa barang-barang korban.

Baca Juga: Oknum Anggota Polda Banten Jadi Tersangka Usai Tipu Orang Rp300 Juta: Dalih untuk Biaya Masuk Polisi

"Nu ngabacok mah kabur. Seketika ges dibacok eta si korban ngadatangan rumah sakit, ngan teu ditangani soalnya pas ditanya KTP eta teu boga ja orang Baduy Jero (yang membacok sudah kabur. Setelah dibacok itu si korban mendatangi rumah sakit, cuma ga ditangani karena pas ditanya KTP enggak ada karena kan orang Baduy Dalam)," ujar Oom.

Merasa tak bisa mendapat perawatan di rumah sakit daerah Cempaka Putih, kata Oom, korban memilih pergi ke wilayah Tanjung Duren dengan berjalan kaki guna menemui kenalannya agar bisa dibantu mendapatkan perawatan di rumah sakit sambil menahan luka bacok di tangan.

"Nah pas si Repan teu ditangani, teu diobatan ku rumah sakit di Cempaka Putih, maneh na leumpang kana ka wauh na, kana Pak Melo di Tanjung Duren. Leumpang ti Cempaka Putih eta hampir kebeakan getih. Langsung ku Pak Melo dibawa ka rumah sakit, bari dijelaskeun kana rumah sakit na mun ieu orang Baduy Jero jadi teu boga KTP (Nah pas si Repan tidak ditangani, tidak diobati oleh rumah sakit di Cempaka Putih, dia jalan kaki ke kenalannya, ketemu Pak Melo di Tanjung Duren. Jalan kaki dari Cempaka Putih itu hampir kehabisan darah. Langsung oleh Pak Melo dibawa ke rumah sakit, sambil dijelaskan ke rumah sakit kalau ini orang Baduy Dalam jadi tidak punya KTP," ucap Oom.

"Pengakuan korban ieu nepi sekitar jam 8 isuk ti Cempaka Putih ka Tanjung Duren ti jam 3 subuh. Eta karak bisa ditangani ku Pak Melo. Mantakan kami geh nuhun kana Pak Melo (pengakuan korban nyampe jam 8 pagi dari Cempaka Putih ke Tanjung Duren dari jam 3 subuh. Itu baru bisa ditangai sama Pak Melo, makanya saya ngucapin terima kasih ke Pak Melo)," imbuhnya.

Disampaikan Oom, akibat dari peristiwa tersebut, korban bukan saja harus mengalami luka sabetan senjata tajam, namun juga harus kehilangan barang-barang berupa uang hasil jualan madu sebesar Rp3 juta, 10 botol madu dan 1 unit handphone hasil dari pinjam ke orang.

"Pengakuan korban mah duit Rp3juta, madu 10 botol jeung handphone menang nginjeum nu dibawa kabur ku pelaku eta (pengakuan korban itu uang Rp3juta, madu 10 botol sama handphone dapat minjem yang dibawa kabur oleh pelaku)," katanya.

Load More