Hairul Alwan
Senin, 04 Agustus 2025 | 18:56 WIB
Warga Baduy memikul beras bantuan sosial dari program Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga. [ANTARA/Mansur]

SuaraBanten.id - Sebuah pemandangan menarik tersaji dalam program penyaluran bantuan sosial (bansos) beras di Kabupaten Lebak, Banten.

Masyarakat Suku Baduy, yang dikenal dunia dengan kearifan lokal dan kemandirian pangannya melalui lumbung padi tradisional yang disebut "leuit", ternyata menjadi salah satu penerima bansos beras dari pemerintah.

Fakta ini memunculkan pertanyaan, mengapa warga Baduy yang memiliki sistem ketahanan pangan sekuat itu masih membutuhkan bansos beras dari pemerintah? Apakah ini pertanda adanya pergeseran atau sekadar strategi untuk memperkuat cadangan pangan mereka?

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa penyaluran bansos beras untuk warga Baduy berjalan lancar dan merata. 

Sekretaris Desa Kanekes, yang merupakan pintu gerbang utama menuju wilayah Baduy, menegaskan bahwa tidak ada satu pun keluarga yang terlewat.

"Semua warga Baduy itu mendapatkan beras bantuan sosial itu," kata Sekretaris Desa Kanekes Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin.

Menurut data, sebanyak 1,6 ton beras dari Bulog didistribusikan pada 2 Agustus 2025 untuk 4.700 kepala keluarga (KK) di 68 perkampungan Baduy, dengan setiap keluarga menerima jatah 10 kilogram.

"Beras itu kami bagikan secara merata bagi masyarakat Baduy dengan jumlah 4.700 kepala keluarga (KK)," kata Medi.

Meski harus menempuh medan yang berat untuk mengambil bantuan tersebut, antusiasme warga Baduy tetap tinggi.

Baca Juga: Dapur Nelayan Lebak Terancam Tak Ngebul, Tak Melaut Hindari Amukan Gelombang 4 Meter

Santa (55), salah seorang warga, menceritakan perjuangannya. Ia mengaku harus memanggul beras seberat 40 kilogram dengan berjalan kaki dari Ciboleger sampai Kampung Cipiit sejauh 5 kilometer melintasi perbukitan dan pegunungan yang banyak terjal.

Namun, di tengah rasa senangnya menerima bantuan, Santa memberikan sebuah pernyataan kunci yang menjawab pertanyaan awal. 

Ternyata, bansos ini bukanlah penyelamat dari kelaparan, melainkan tambahan untuk memperkuat cadangan yang sudah ada.

"Kami sendiri belum mengalami kerawanan pangan, karena setiap panen padi huma bisa menjadi cadangan pangan keluarga dan disimpan di " leuit" atau gudang pangan," katanya.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa sistem "leuit" masih berfungsi dengan baik sebagai benteng utama ketahanan pangan mereka. 

Bantuan dari pemerintah berperan sebagai pelapis yang meringankan beban ekonomi dan menambah stok, bukan sebagai sumber pangan satu-satunya.

Load More