Hairul Alwan
Jum'at, 25 Juli 2025 | 10:30 WIB
Gubernur Banten, Andra Soni, Sachrudin, dan Benyamin Davnie menyusuri Kali Angke sepanjanag 10 KM beberapa waktu lalu. [ANTARA/Irfan.]

David mengakui fungsi bendungan yang dibangun untuk keperluan pertanian di masa lalu itu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini.

Pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut untuk menentukan nasib bendungan tersebut.

“Mungkin dulu bendungan ini dibangun untuk pertanian, saat ini kita belum tahu juga seperti fungsinya,” terangnya.

Menyadari kompleksitas masalah yang membentang dari hulu di Bogor hingga hilir di Jakarta, David menegaskan bahwa solusi tunggal tidak akan cukup.

Kali Angke yang memiliki panjang 101 kilometer dan melintasi banyak kota/kabupaten memerlukan penanganan terintegrasi.

“Jadi secara struktur yang kami akan kolaborasikan dengan pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah kita akan bekerja sama mana yang kami laksanakan mana yang pak Gubernur laksanakan bersama jajarannya di Kota Tangerang maupun dengan Tangerang Selatan,” sambungnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa semua upaya struktural ini akan sia-sia tanpa kesadaran kolektif dari masyarakat.

Perilaku membuang sampah sembarangan menjadi faktor krusial yang terus memperparah sedimentasi dan penyumbatan.

“Secara struktur kita lebarkan sungai kita dalam kan sungai namun itu belum tidak bisa menyelesaikan masalah, kalau di hulunya ada sampah di hilirnya juga ada sampah,” kata David, menggarisbawahi bahwa kolaborasi antara pemerintah dan warganya adalah kunci utama.

Baca Juga: Tiga Kepala Daerah Susuri Kali Angke 10 KM, Andra Soni Temukan Biang Banjir

Load More