SuaraBanten.id - Sebuah video dramatis yang memperlihatkan seorang pengendara motor nyaris terperosok ke sungai dari atas jembatan gantung reyot, menjadi cerminan nyata dari panggung taruhan nyawa yang setiap hari harus dilakoni oleh warga di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.
Jembatan Gantung Cimadur, yang menjadi urat nadi kehidupan bagi dua desa, kini kondisinya rusak parah setelah 20 tahun berdiri tanpa pernah tersentuh perbaikan.
Video viral tersebut bukanlah rekayasa. Kondisi jembatan gantung sepanjang 50 meter itu memang sudah sangat mengkhawatirkan.
Tali-tali sling baja yang menjadi penopang utama dilaporkan sudah banyak yang putus, sementara alas jembatan yang terbuat dari kayu sudah lapuk dan keropos di banyak titik.
Setiap getaran dari langkah kaki atau roda motor seolah menjadi pengingat betapa tipisnya batas antara selamat dan celaka.
Kepala Desa Pasirgombong, Hadi Yusuf, membenarkan bahwa lokasi dalam video viral tersebut adalah Jembatan Gantung Cimadur.
Ia juga mengungkap sebuah fakta yang ironis: jembatan yang dibangun oleh perusahaan besar ini seolah dilupakan oleh waktu dan pemerintah.
“Benar, jembatan gantung tersebut dibangun oleh PT Antam. Dan sejak tahun 2005 hingga saat ini jembatan gantung belum pernah diperbaiki,” kata Hadi Yusuf saat dihubungi, Kamis 24 Juli 2025.
Akses Vital yang Terabaikan
Baca Juga: Potret Kemiskinan di Lebak, Tiga Tahun Hidup di Gubuk Jamur, Tak Tersentuh Bantuan
Bagi warga, jembatan ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan jalur penopang ekonomi dan sosial. Setiap hari, ratusan warga dari Desa Pasirgombong dan Desa Cisuren melintasinya untuk berbagai keperluan, mulai dari pergi ke kebun, sekolah, hingga pasar.
“Warga Desa Cisuren dan Pasirgombong setiap hari melintasi jembatan ini. Baik dengan berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor. Karena ini jalur alternatif yang lebih dekat,” ungkapnya.
Namun, di balik fungsinya yang sangat vital, nasib jembatan ini seolah terkatung-katung. Hadi mengaku bahwa pihaknya sudah berulang kali mengajukan proposal dan usulan perbaikan, baik ke Pemkab Lebak maupun hingga ke tingkat Kementerian di pusat.
Namun, semua upaya itu hingga kini seolah hanya dijawab dengan keheningan.
“Hingga saat ini usulan kami belum ada tindak lanjutnya,” ucapnya pasrah.
Kini, dengan viralnya video tersebut, harapan warga kembali menyala. Hadi berharap ini bisa menjadi "tamparan" keras bagi pemerintah untuk segera membuka mata dan melihat kondisi nyata di lapangan.
Berita Terkait
-
Potret Kemiskinan di Lebak, Tiga Tahun Hidup di Gubuk Jamur, Tak Tersentuh Bantuan
-
Tiga Kepala Daerah Susuri Kali Angke 10 KM, Andra Soni Temukan Biang Banjir
-
Gubernur Banten Minta Maaf soal Kasus Pelecehan di SMAN 4 Serang, Akui 'Pengawasan Masih Lemah'
-
Sekolah Rakyat Hadir di Banten: Biaya Nol Rupiah, Fasilitas Lengkap Ditanggung Negara
-
Dilaporkan Petani ke Polisi, Kepala Keamanan PT Cibiuk Buka Suara: Kalau Ada Aksi Premanisme...
Terpopuler
- RESMI! PSSI Tolak Pemain Keturunan ini Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
- 5 Mobil Bekas 60 Jutaan Muat Banyak Keluarga, Bandel dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- Jangan Lewatkan Keseruan JCO Run 2025, Lari Sehat sambil Dapat Promo Spesial BRI
- 21 Kode Redeem FF Hari Ini 23 Juli 2025, Kesempatan Klaim Bundle Player Squid Game
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
Pilihan
-
Kapan Final Piala AFF U-23 2025 Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam?
-
Menang Adu Penalti, Timnas Indonesia U-23 Lolos Final!
-
Sama Kuat! Timnas Indonesia U-23 vs Thailand Berlanjut ke Extra Time
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia U-23 Itu Bernama Yotsakorn Burapha
-
Hasil Babak Pertama: Buang Peluang, Timnas Indonesia U-23 Masih Tertahan
Terkini
-
Antisipasi Beras Oplosan di Serang, Disperindag Telusuri Indikasi Timbangan Kurang di Ritel Modern
-
Land Cruiser Ratu Atut Dilelang Rp628 Juta, Pilih Koleksi Bersejarah atau Tahun Lebih Muda?
-
Intip Kondisi Land Cruiser Bekas Ratu Atut, Kilometer Rendah, Interior 'Masih Jos'
-
Kekerasan Seksual di Kota Tangerang Tertinggi di Banten, Pelaku Didominasi Orang Terdekat
-
Gubernur Banten Bakal Temui Pramono Anung, Bahas Permasalahan Kali Angke