SuaraBanten.id - Jerit tangis dan kepanikan pecah di lingkungan SDN Bojong Ranji, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Selasa pagi 15 Juli 2025, yang seharusnya menjadi hari kedua kegiatan belajar-mengajar (KBM) yang ceria, berubah menjadi mimpi buruk ketika atap dua ruang kelas ambruk sesaat sebelum pelajaran dimulai.
Insiden Atap SDN Bojong Ranji ambruk ini tidak hanya mengungkap kerapuhan bangunan, tetapi juga menyoroti kontras antara respons sigap masyarakat dengan respon Pemkab Serang.
Peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 07.15 WIB. Sebagian besar siswa baru saja menyelesaikan salat duha di musala sekolah, sementara yang lain bersiap memasuki ruang kelas lima dan enam.
Tiba-tiba, angin kencang menerjang, dan dalam sekejap, struktur atap bangunan itu runtuh. Suasana langsung kacau balau.
“"Angin tiba-tiba datang cukup kencang. Saat anak-anak baru saja masuk kelas, atapnya langsung ambruk. Anak-anak menjerit, guru juga panik," kata Kepala SDN Bojong Ranji, Sofiati, saat dikonfirmasi pada Kamis 17 Juli 2025.
Untungnya Tidak ada korban jiwa atau luka berat dalam insiden tersebut. Beberapa siswa yang sempat tertimpa reruntuhan material ringan seperti plafon gipsum hanya mengalami syok dan memar.
Namun, ketakutan yang mereka alami begitu hebat hingga beberapa siswa nekat melompat dari jendela untuk menyelamatkan diri.
"Alhamdulillah, tidak ada yang sampai berdarah atau luka berat. Anak-anak sempat kaget, ada yang lompat dari jendela karena panik," tutur Sofiati menceritakan kejadian atap ruang kelas SD yang ia pimpin ambruk.
Kerusakan paling parah menimpa ruang kelas lima dan enam, yang kini tak bisa lagi digunakan. Menurut Sofiati, gedung sekolah tersebut merupakan bangunan baru hasil relokasi dari lokasi lama yang masuk dalam kawasan industri Modern Cikande.
Baca Juga: Pedagang Stadion Ciceri Bingung Jualan di Mana Usai Kios Dibongkar
Sementara itu, salah satu guru olahraga SDN Bojong Ranji, Zaenuddin mengungkapkan salah satu ruang kelas yang ambruk sudah lama menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
"Ruangannya memang sudah terlihat bocor sejak lama. Saat atap ambruk, saya langsung berlari ke lokasi. Anak-anak panik, sebagian berlindung di bawah meja, yang laki-laki lompat keluar lewat jendela," tuturnya.
Di tengah situasi genting dan ketidakpastian bantuan resmi, sebuah pemandangan luar biasa terjadi. Tanpa menunggu komando, solidaritas warga sekitar langsung bangkit.
Wali murid, perangkat desa, hingga ketua RT dan RW bahu-membahu turun tangan ikut berperan melakukan perbaikan.
Mereka bergerak cepat menggalang dana dan tenaga secara swadaya untuk memperbaiki atap ruang kelas yang ambruk.
Sikap ini lahir dari sebuah keprihatinan dan ketidakpercayaan terhadap birokrasi. Bagi mereka, keselamatan dan kelangsungan pendidikan anak-anak tidak bisa ditawar dan tidak bisa menunggu lama.
Pada hari itu juga, material bangunan dibeli dan para tukang langsung mulai bekerja.
"Kalau menunggu bantuan dinas, bisa berbulan-bulan. Jadi masyarakat langsung bergerak, ini kan demi anak-anak juga," kata Zaenuddin.
Pihak sekolah sebenarnya telah melaporkan kejadian ini ke pengawas dan Dinas Pendidikan Kabupaten Serang.
Namun, hingga Kamis, belum ada bantuan konkret yang turun. Hanya pengawas sekolah yang datang untuk meninjau lokasi, sementara nasib perbaikan dari pemerintah masih menggantung.
Akibatnya, sebanyak 67 siswa dari dua kelas tersebut terpaksa belajar di ruang darurat.
Siswa kelas lima kini menggunakan musala, sementara kelas enam menempati perpustakaan sekolah. Pihak sekolah berupaya keras agar KBM tetap berjalan di tengah keterbatasan.
"Yang penting anak-anak tetap belajar. Kami berupaya agar tidak ada yang trauma dan kegiatan belajar tetap berjalan normal," tandas Sofiati.
Berita Terkait
-
Pedagang Stadion Ciceri Bingung Jualan di Mana Usai Kios Dibongkar
-
Segel SDN Kuranji Akhirnya Dibuka, Aktivitas Belajar Kembali Normal
-
Terduga Pelaku Pelecehan Seksual dan Pihak SMAN 4 Serang Dipanggil Polisi
-
Mayat Pria Asal Tangerang Mengambang di Kali Ciujung, Tangan Patah, Ada Luka Benturan di Wajah
-
SDN Kuranji Disegel Lagi, Wali Kota Serang Ogah Damai dan Pilih Laporkan Ahli Waris ke Polisi
Terpopuler
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
Pilihan
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Filipina: Lemparan Robi Darwis Bawa Garuda Muda Unggul 1-0 di Babak I
-
Jens Raven Cadangan! Ini Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Filipina
-
Kebijakan Kuota Ugal-ugalan Pemain Asing Dinilai Hambat Transformasi Sepak Bola Indonesia
-
Kaesang Pangarep Bisa Kalah di Pemilu Raya PSI, Jokowi Ucap Pesan Ini
-
Saham COIN Andrew Hidayat Meroket 337 Persen dalam Sekejap, Bikin Heboh Pasar!
Terkini
-
Tabrakan Maut Pandeglang, Pemotor Tewas Usai Terpental 5 Meter
-
Polda Banten Sebut Pelajar Rentan Terpapar Paham Radikal Lewat Media Digital
-
Sambangi PT Krakatau Steel, Menko Perekonomian: Industri Baja Butuh Kebijakan Terintegrasi
-
7 Orang Berebut Kursi Direksi BPRS-CM, Perbaikan Keuangan Bank Jadi Prioritas
-
Penemuan Mayat Tanpa Identitas di Sungai Cidsadane Gegerkan Warga