SuaraBanten.id - Seorang petani, Sanjaya (53) warga Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten ditangkap dan ditetapkan tersangka oleh Polda Banten usai melaporkan mantan Bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya atas dugaan perusakan lahan miliknya.
Sanjaya ditetapkan tersangka dan ditahan pada Jumat tanggal 15 Desember 2023 lalu berdasarkan surat perintah penahanan nomor: SP.Han/138/XII/2023/Ditkrimum Polda Banten atas dugaan pemalsuan sertifikat tanah.
Salah satu anak Sanjaya, Muhamad Ramdani mengatakan, pihak keluarga kaget rumahnya tiba-tiba didatangi 5 orang petugas kepolisian dan langsung melakukan penangkapan terhadap ayahnya pada Jumat (15/12/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.
Kata Ramdani, hingga kini keluarganya tidak pernah ditunjukan atau diberikan surat penahanan resmi oleh pihak kepolisian yang melakukan penangkapan ayahnya.
Baca Juga: Camat Cibeber Diduga Kampanyekan Anak Wali Kota Cilegon yang Nyalon Dewan
"Itu kejadian malam Jumat, udah 2 minggu yang lalu. Mereka (datang ke rumah) cuma bilang utusan dari Polda, tidak ada surat penangkapan yang ditunjukan kepada kami. (Ditanya kasus apa) tidak tau katanya, saya mau ngambil foto aja buat bukti ga dibolehin, itu mereka 5 orang," ungkap Ramdani, Selasa (2/1/2024).
Ramdani mengungkapkan, ayahnya memang sempat melaporkan mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya atas kerusakan tanah milik keluarga yang ditimbulkan akibat adanya aktivitas tambang pasir.
"Iya dirusak, tanahnya di (Desa) Jayasari. Di tanah itu ada rumah, bangunan kobong, pesantren. Sekarang jadi tambang pasir, ga ada ganti rugi. Sedih (bapak ditahan), ngelamun terus ibu juga," ujarnya.
Keluarga Sanjaya Gugat Polda Banten
Pihak keluarga Sanjaya melalui kuasa hukumnya pun melakukan gugatan praperadilan atas penetapan tersangka dan penahanan yang dilakukan oleh Polda Banten ke Pengadilan Negeri (PN) Serang karena diduga
Baca Juga: Suku Baduy, Sejarah Hingga Alasan Kenapa Mereka Tinggal di Pedalaman Lebak?
Namun, sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan yang seyogyanya digelar pada Selasa (2/1/2024) di PN Serang harus diundur dikarenakan ketidakhadiran dari pihak termohon (pihak Polda Banten) dalam persidangan.
Berita Terkait
-
Penyerapan Gabah Petani Mencapai 725.000 Ton Setara Beras: Rekor Tertinggi Bulog 10 Tahun Terakhir
-
'Si Bungsu Pulang untuk Lamaran', Begini Cerita Cinta Dua Sejoli Mudik Via Pelabuhan Ciwandan
-
Potret Suasana Puncak Arus Mudik di Pelabuhan Merak
-
Cat Lover Cantik Asal Tangerang Boyong Kucing Kesayangan Mudik ke Lampung
-
Terjadi Musim Pancaroba Selama Periode Lebaran, Pengelola Wisata Diminta Siapkan Mitigasi Bencana
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Sinergi BRI dan Komunitas Lokal dalam Restorasi Ekosistem Laut Gili Matra
-
Lebaran 2025 Lebih Mudah dengan Transaksi BRImo yang Cepat Sekaligus Aman
-
Lebaran Tanpa Khawatir, 1 Juta AgenBRILink BRI Tangani Transaksi dan Pembayaran
-
Tiga Pemudik Pingsan di Pelabuhan Ciwandan, Kelelahan dan Kepanasan saat Antre Masuk Kapal
-
Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Berbagi Sembako dan Renovasi Pura