Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 05 Agustus 2021 | 08:35 WIB
Taryumi, warga Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang yang dana PKH nya diduga digelapkan. [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

SuaraBanten.id - Belum lama Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma temukan aduan pungli bansos di Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang. Kali ini, muncul dugaan penggelapan dana PKH atau Program Keluarga Harapan.

Dugaa penggelapan dana PKH itu dialami warga Karang Tengah Taryumi. Ia mengaku hanya menerima uang Rp500 ribu setiap dua bulan sekali.

Meski demikian, Taryumi tidak tahu jumlah yang seharusnya ia terima Rp600 ribu lantaran pendamping PKH tidak memberitahu besaran uang yang di transfer ke rekening bantuan itu.

Sebagai informasi Bansos dari Kementerian Sosial (Kemensos) berupa uang tunai Rp600 ribu serta beras seberat 10 kilogram.

Baca Juga: Wali Kota Tangerang TegaskanTak Ada Pelonggaran PPKM Level 4 Sepekan ke Depan

Besaran jumlah tersebut adalah akumulasi Bansos selama dua bulan yaitu Mei dan Juni masing-masing Rp 300 ribu yang diberikan pada bulan Juli.

Bukti cetak buku rekening penerima PKH di Karang Tengah, Kota Tangerang. [Suara.com Muhammad Jehan Nurhakim]

"Disitu ada saldo Rp 500 ribu, aku ambil Rp 500 Ribu. Iya sama sekali engga tau, engga dikasih tau sama pendamping, enggak pernah," ujar Taryumu saat ditemui dirumahnya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Rabu (4/8/2021).

Ia juga menceritakan, keanehan dalam buku rekening yang diberikan oleh pihak pendamping pada dirinya. Namun, hal itu diketahui setelah Taryumi ingin memperbaiki ATM nya, akibat saldo bantuan yang dimilikinya tiba-tiba tidak bisa diambil.

Setelah buku rekening yang dimiliki Taryumi dicetak koran, dirinya baru tersadar didalam bukunya terlihat transaksi penarikan Rp100-200 Ribu.

Bahkan ada juga penarikan dengan jumlah mencapai Rp 2-8 juta rupiah. Padahal, ia mengaku tidak pernah menggunakan ATM tersebut untuk melakukan transaksi lain.

Baca Juga: Pasca Risma Temukan Pungli Bansos di Kota Tangerang, Ada 47 Aduan Pungli Lain Masuk

"Ya pas digituin pinnya, saldonnya kosong, terus ke Bank, pas cetak buku, pas mau betulin ATM," katanya.

Taryumi juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah memberikan ATMnya kepada siapapun, kecuali anaknnya.

"Engga ada orang lain, hanya saya dan anak saya," tutupnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Load More