Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Jum'at, 18 Juni 2021 | 08:09 WIB
Wakil Katib Syuriyyah Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta, Taufik Damas. [nu.or.id]

SuaraBanten.id - Taufik Damas selaku Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta angkat suara soal ulama dorong poligami. Kritik tokoh NU soal ulama dorong poligami, Taufik Damas sebut 'Dia tak paham Islam'

Taufik Damas kritik ulama dorong poligami. Taufik Damas sebut ulama keliru jika mendukung poligami.

Baru-baru ini Taufik Damas tanggapi maraknya gerakan yang mendorong umat untuk poligami. Menurut Taufik, gerakan tersebut disebutnya keliru karena Islam sangat memuliakan perempuan.

Kata Taufik Damas ulama mendorong umat poligami merupakan sebuah kekeliruan. Hal tersebut diungkapkan Taufik Damas menanggapi maraknya segelintir orang yang mengaku tokoh agama dan pendakwah yang mengajak umat Islam untuk poligami.

Baca Juga: Usai Disebut Ustaz Murtad, Teddy Gusnaidi ke Ustaz Abdul Somad: Anjing Lebih Terhormat

“Itu keliru, itu salah, berarti dia tidak paham dasar hukum Islam. Apalagi mohon maaf, kita ini kan sebenarnya juga mendorong kesetaraan, Islam mendorong kesetaraan laki-laki dan perempuan,” ujar Taufik Damas, dikutip terkini.id-Jaringan Suara.com, Jumat (18/6/2021)

“Jadi kalau ada gerakan mendorong gerakan poligami, apalagi dilakukan ulama atau diseminarkan, bagi saya itu menunjukkan semangat anti kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.” lanjutnya.

Taufik Damas pun menjelaskan secara detail bagaimana sebenarnya poligami dalam pandangan Islam.

“Sebenarnya semangat Islam itu monogami, bukan poligami. Poligami itu boleh tapi dalam kondisi darurat (mandul), bukan dalam kondisi normal,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Taufik Damas juga mengatakan bahwa pada zaman Nabi Muhammad sempat membatasi salah seorang sahabatnya yang mempunyai belasan istri.

Baca Juga: Viral Perempuan Pacaran dan Tidur Sama Suami Orang, Nangis Pas Ditinggal Pergi

“Sebetulnya kalau disebut ayat poligami itu kurang tepat. Namun yang pasti Surat Annisa ayat 3 memang membatasi praktik poligami pada masa itu, yang banyak beristri 10, 12, 16 dan seterusnya,” tutur Taufik Damas.

“Semangatnya membatasi. Tapi justru oleh orang menganggap ayat itu sebagai motivasi untuk poligami,” katanya menegaskan kembali.

Load More