SuaraBanten.id - Rizal Ramli selaku ekonom senior belakangan mengungkap kebijakan super ngawur yang diambil pemerintah. Kebijakan super ngawur yang diambil diantaranya dana haji ditilap buat infastruktur dan termasuk juga penggunaan dana Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).
Kemarin, Kamis (3/6/2021) tagar 'Kemanain Dana Hajinya' trending topik Twitter.
Netizen ramai membahas seputar haji, mulai dari kuota hingga dananya dari hasil penelusuran Terkini.id-Jaringan Suara.com.
Salah satu cuitan netizen mengomentari banyaknya utang negara yang akan segera jatuh tempo dan menghubungkannya dengan tidak diperoleh kuota haji untuk warga Indonesia. Netizen juga bertanya soal akan diperuntukan untuk apa dana hajinya.
“Kan negara lagi banyak utang, mau jatuh tempo, terus sekarang gak dapet kuota haji, wajar dong kita bertanya, lah terus #KemanainDanaHajinya?” kata BossTemlen.
Sementara itu, netizen-netizen lain banyak yang menyoroti pernyataan ekonom senior, Rizal Ramli soal penggunaan dana haji yang tak semestinya.
Beberapa netizen yang membagikan video pernyataan Rizal Ramli tersebut, yakni Mdy_Asmara1710, Abdulrachim88, Kanseulir, dan lain-lain.
Dalam video itu, terlihat Rizal Ramli, Dedi Gumelar alias Miing Bagito, dan Gigin Praginanto sedang berbincang-bincang.
Awalnya, Miing menyoroti bahwa Indonesia belum masuk dalam daftar negara yang boleh masuk ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji.
Baca Juga: Habib Bahar Minta Hakim Adil, Sebut Rasulullah Melaknat Perayu Istri Orang
Menurut Miing, ini bukanlah suatu masalah kecil sebab Indonesia adalah penduduk dengan mayoritas muslim.
Rizal Ramli lalu menimpali bahwa Indonesia tidak diberi kuota haji bukan hanya karena masalah pandemi, namun juga karena ada tagihan-tagihan yang belum dibayar oleh pemerintah.
“Sebetulnya ini sudah luar biasa. Saya tadi pagi baca berita, kaget saya. 95 persen dana penjaminan nasabah di LPS dibelikan obligasi pemerintah,” ungkapnya.
Menurut Rizal, masalah ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya, sebab jika terjadi krisis, maka bank-bank menengah pasti akan memberi likuiditas karena banyak nasabah yang pindah ke bank yang lebih bonafit.
“Nah, nanti kalau ada bank yang collaps, yang rontok, ternyata dana jaminannya udah abis. Waduh! Ini pengelolaan negara super amburadul,” ungkapnya.
“Pilihannya pasti cetak uang,” timpal Miing.
Berita Terkait
-
Harga Bahan Pokok Tinggi, Tabungan Kelas Menengah Makin Menipis
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Minat Masyarakat untuk Menabung di Bank Turun pada September 2025, Apa Penyebabnya?
-
Rapat Paripurna Sepakat RUU P2SK Jadi Usulan DPR
-
Intip Aset Properti Ketua LPS Baru Anggito Abimanyu
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
5 Hotel Terbaik di Sentosa Singapura, Akses Mudah dengan Kamar yang Nyaman
-
Kontaminasi Cesium-137 di Cikande, Bagaimana Nasib Warga?
-
Bukan Darah, Kali di Rawa Buntu Tangsel Tiba-tiba Berwarna Merah Pekat
-
Tamat! 39 Keluarga di Tangerang Langsung Dicoret dari PKH Setelah Kedapatan Main Judi Online
-
Fenomena Baru! 178 Warga Tangerang Resmi Ganti Kolom Agama di KTP Jadi Penghayat Kepercayaan