Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Rabu, 10 Maret 2021 | 15:09 WIB
Ilustrasi petani menyemprotkan pestisida. (Pixabay/wuzefe)

SuaraBanten.id - Rencana Pemerintah Indonesia terkait impor satu juta ton beras pada tahun 2021 ditanggapi dengan sangat keras oleh petani lokal meski pemerintah menyebut impor itu bertujuan untuk cadangan beras pemerintah dan kebutuhan Bulog.

Disampaikan perwakilan Kelompok Tani di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Hamid, pihaknya sangat tidak setuju langkah pemerintah tersebut.

“Jangan impor beras, kondisinya lagi jatuh begini. Sama aja itu merugikan petani, harusnya pemerintah menolong masalah gabah dulu,” ujarnya, Rabu (10/3/2021).

Hamid menuturkan, saat ini harga gabah di wilayah Pontang anjlok hingga Rp4000. “Itu aja gak masuk sebenarnya. Harusnya itu minimal Rp4500,” ungkapnya, melansir Bantennews (jaringan Suara.com).

Baca Juga: Pemerintah Impor Beras 1 Juta Ton, Tengku Zul: Untuk Kepentingan Siapa?

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana menyebut untuk Kabupaten Serang tidak memerlukan impor beras dari wilayah lain.

“Kalau level Kabupaten Serang sudah swasembada beras bahkan surplus untuk memenuhi konsumsi per kapita penduduk Kabupaten Serang. Jadi Kabupaten Serang tidak perlu impor beras dari wilayah lain,” ujarny.

Terkait masalah ketersediaan beras nasional, Zaldi menyebut, ada kemungkinan situasi berbeda dengan serang karena lahan sawah terbatas.

“Contohnya daerah Tangerang Raya, jumlah penduduk Banten berpusat di daerah ini tapi sawahnya hanya ada di Kabupaten Tangerang sementara harus support untuk Tangsel (Tangerang Selatan) dan Kota Tangerang yang gak punya sawah,” sambungnya.

Ia melanjutkan, saat ini Kabupaten Serang memiliki lahan sawah yang cukup dengan total luas mencapai 47 ribu hektar.

Baca Juga: Gerombolan Pemotor Bawa Sajam Bikin Resah, Polda Banten Bertindak

Load More