SuaraBanten.id - Menteri Agama Fachrul Razi menyebut kenaikan angka kasus perceraian tidak ada kaitannya dengan pandemi Covid-19. Meski begitu, Kemenag akan terus mempelajari kenaiakan angka kasus tersebut.
“Tapi menurut saya sebetulnya enggak ada kaitannya sama itu (pandemi Covid-19). Tapi nanti kita liat lagi (penyebabnya apa),” kata Fachrul saat menghadiri pelantikan pengurus Ormas Bravo 5 Banten di Kota Serang seperti dikutip dari bantennews.co.id - jaringan Suara.com, Rabu (26/8/2020).
Fachrul mengaku belum mengetahui adanya peningkatan jumlah pasangan suami istri yang mengajukan sidang gugatan cerai di masa Pandemi Covid-19.
“Kaitan perceraian? Belum tahu, belum liat saya. Kalau gara-gara pandemi gara-gara apanya yah? Atau karena ekonominya jatuh begitu? nanti kita liat yah, kita pelajari,” ujarnya.
Menuritnya, jika terjadi peningkatan permohonan gugatan perceraian Kementrian Agama akan terlebih dahulu mencari titik permasalahannya dimana. Hal ini bertujuan untuk menekan angka perceraian.
“Kalau kita sudah tahu apa titik masalahnya baru kita akan coba terapinya,” kata mantan Wakil Panglima TNI itu.
Diberitakan sebelumnya, Kasus perceraian di Kota Tangerang selama Pandemi Covid-19 terbilang tinggi. Sejak Maret hingga akhir Juli 2020 tercatat sebanyak 1.182 kasus mendapat putusan pengadilan yang berarti ribuan wanita menyandang status janda.
Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Tangerang, Kumalasari mengatakan, meski perceraian terjadi di masa pandemi ia memastikan perceraian bukan karena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Ia merinci data putusan kasus perceraian 208 perkara perceraian pada Maret, April 121 kasus, Mei 126 kasus, Juni 277 kasus, dan Juli 450 kasus.
“Jumlah kasus cenderung turun pada Maret, April, Mei, karena bukan berarti tidak ada masalah keluarga, tetapi saat bulan itu masa Ramadan sehingga mereka mengurungkan niatnya. Lalu, kasus perceraian mengalami peningkatan pada Juni dan Juli,” katanya saat ditemui di kantor Pengadilan Agama Tangerang, Cikokol, Kota Tangerang, Rabu (26/8/2020).
Baca Juga: Lelaki Berisiko Alami Gejala Covid-19 Lebih Berat Dibandingkan Perempuan
Berita Terkait
-
Selama Pandemi Corona, 1.182 Perempuan di Tangerang Jadi Janda
-
Jumlah Janda di Kota Tangerang Saat Pandemi Melonjak, Faktor Apa?
-
Rawan Penyelewengan Bansos COVID-19 Jelang Pilkada, Begini Kata Bawaslu
-
Kasus Covid-19 Naik Terus, Anies Baswedan Mau Buka Bioskop
-
Ini 5 Tips Hindari Kulit Kering Karena Penggunaan Hand Sanitizer Berlebihan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kejari Kota Tangerang Geledah Kantor PT ASM: Usut Dugaan Korupsi Proyek PT Angkasa Pura Kargo
-
Tragis! Bocah Kendarai SUV Sebabkan Kecelakaan Maut di BSD, Satu Tewas
-
500 Warga Banten Tertipu Jual Beli Tanah Kavling Murah
-
Berkat BRI, JJC Rumah Jahit Kian Berkembang dan Berdayakan Perempuan
-
44 Ribu Lobster Ilegal Senilai Rp7,5 Miliar dari Cianjur