SuaraBanten.id - Seorang bocah bernama Nadin (8) beruntung nyawanya masih tertolong setelah lompat dari ketinggian. Nadin melompat dari kabel proyek Sutet setinggi 15 meter. Kejadian tersebut terjadi di Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang pada Kamis (16/4/2020) sore.
Seperti diberitakan Bantennews.co.id - jaringan Suara.com, dalam video amatir yang beredar terdengar suara teriakan minta tolong.
“Tolong, aku udah enggak kuat pegangan. Mau turun,” teriak Nadin yang terus bergelantung sekuat tenaga dengan kedua tangannya.
Warga yang melihat kemudian berusaha menolong bocah tersebut. Diantaranya mencari alas untuk bocah tersebut jika loncat.
“Jangan loncat! Jangan dilepas ya! Ayo kasur mana kasur, tangkep” teriak beberapa warga yang terus mengikuti kemana Nadin bergelantung.
Saat dikonifrmasi, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Kosrudin membenarkan peristiwa tersebut.
Dijelaskan Kosrudin, awalnya bocah bernama Nadin ini tengah bermain di area proyek pemasangan kabel SUTET yang tak jauh dari rumahnya.
“Dia enggak tahu kalau kabel itu mau ditarik, anaknya gelantungan pada saat kabel masih rendah, tapi lama kelamaan ketarik sampai tinggi, dia enggak berani lepas,” kata Kosrudin melalui pesan singkatnya, Jumat (17/4/2020).
Kemudian sejumlah warga sudah siaga di bawah lengkap dengan matras menyuruh Nadin untuk melepaskan genggamannya. Beruntung salah seorang penjual kopi, berhasil menangkapnya.
Baca Juga: Kocak! Curhat Bocah Saat Pakai Masker: Hidung Pesek Tidak Bisa Nafas!
“Terjun bebas, ditangkap warga. Tapi anaknya masih sadar, mungkin ada cidera ringan. Makanya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dicek semuanya,” ujar Kosrudin.
Selain memang kesalahan ada pada orangtua yang tidak mengawasi anaknya, Kosrudin pun mengaku kecewa dengan petugas PLN yang tidak menempatkan personel setiap beberapa meter untuk mengawasi pengerjaan pemasangan kabel tersebut.
“Petugas yang narik itu kan dari jarak jauh, beberapa kilometer dari titik awal. Dikiranya cuma kebun atau lahan kosong, yang ternyata ada rumah penduduk, seharusnya ada pengawasan setiap beberapa meter agar tidak ada warga yang mendekat,” katanya.
Berita Terkait
-
Bergelantungan di Kabel Proyek Sutet, Bocah di Tangerang: Tolong, Mau Turun
-
Dicueki Pemerintah, Guru Ngaji ODP Corona Wafat Dibawa Ambulans Rp 15 Juta
-
Keluarga ODP Corona Ciledug Penyewa Ambulans Rp 15 Juta Lapor Polisi
-
TOK! PSBB Corona di Tangerang Raya Banten 18 April sampai 3 Mei 2020
-
Pemberi Jasa Ambulans Rp 15 Juta ke Keluarga ODP Corona di Ciledug: Hoaks
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
Terkini
-
Mengurai Benang Kusut Kawasan Kumuh Banten Selatan, Lebak Jadi Fokus Utama Andra Soni dan Dimyati
-
BRI Group Raih 3 Penghargaan Prestisius dari Euromoney Awards for Excellence 2025
-
Investasi di Banten Peringkat 5 Nasional, Tembus Rp60,7 Triliun, Serap 110 Ribu Tenaga Kerja
-
QLola by BRI Dorong Transformasi Digital Korporasi dan Universal Banking
-
BRI Resmi Hadir di Taiwan, Permudah Akses Keuangan 400 Ribu Diaspora Indonesia