Masyarakat korban banjir bandang yang tinggal di tenda-tenda pengungsian di Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mendambakan huntara karena kondisinya cukup memprihatinkan. Mereka tinggal di tenda pengungsian itu tidak layak,terlebih musim hujan kebocoran dan kedinginan juga jika terik matahari kondisi dalam tenda itu kepanasan.
Bahkan, anak-anak balita yang tinggal di pengungsian kerapkali terserang demam, diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Masyarakat yang menghuni di tenda itu tercatat 50 unit tenda dengan 70 kepala keluarga (KK) dan 290 jiwa.
"Kami berharap pemerintah dapat merealisasikan huntara untuk warga korban bencana banjir bandang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, warga yang masih bertahan di pengungsian itu karena sebanyak 39 rumah,termasuk sekolah madrasah dan masjid di Kampung Seupang Desa Pajagan tersebut luluhlantak akibat diterjang banjir bandang awal tahun 2020. Selama ini, warga yang menghuni di sini belum menerima adanya tindak lanjut pasca-bencana banjir bandang.
Baca Juga: Hidup Korban Banjir Lebak Terseok-seok, Makanan Menipis, Berharap Bantuan
Apakah itu akan direlokasi ke tempat yang lebih aman maupun dibangunkan huntara.
"Kami minta penanganan pasca-banjir itu cepat ditangani oleh pemerintah setempat, karena jika tinggal di tenda pengungsian dengan waktu jangka lama dipastikan akan menimbulkan dampak sosial juga serangan penyakit," katanya menjelaskan.
Begitu juga Nani (35) warga pengungsi mengaku bahwa dirinya bersama keluarga tinggal di tenda pengungsi yang dibangun relawan dan tinggal tidak merasa aman dan nyaman.
Pembangunan tenda itu ditutup plastik dan jika hujan terjadi kebocoran dan kedinginan.
"Kami yakin bila tinggal di tenda pengungsian itu selama tiga bulan ke depan saja dipastikan warga banyak jatuh sakit," ujarnya.
Baca Juga: Tolong Pak Jokowi, Hidup Korban Banjir Lebak Menderita, Diserang ISPA
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan saat ini memasuki masa transisi dan akan difokuskan pembangunan relokasi bagi warga korban banjir bandang. Namun, jika warga yang tinggal di genangan proyek Waduk Karian terdampak banjir bandang dipastikan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Pembangunan relokasi itu hingga kini menunggu dari laporan Badan Geologi untuk menempatkan lahan aman dari ancaman bencana alam.
Berita Terkait
-
Trah Jayabaya Ditantang Sanuji Pentamarta dan Dede Supriyadi
-
Arief R Wismansyah Bicara Kemungkinan Dipinang Rano Karno Hingga Iti Octavia Jayabaya di Pilgub Banten
-
Didampingi Iman Ariyadi, Robinsar Temui Iti Octavia Jayabaya, Upaya Muluskan Rekom Demokrat?
-
Trah Jaya Baya Gagal Ngantor di Senayan, Pilkada Lebak Diprediksi Muncul Sosok Baru
-
Adu Kuat Trah Dimyati Natakusumah Vs Mulyadi Jayabaya di Dapil Banten 1, Mana yang Lebih Unggul?
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Ustaz di Serang Dipolisikan Gegara Remas Payudara Seorang Remaja Putri
-
Dewan Pers Dukung Penuh BRI Fellowship Journalism 2025
-
Publikasikan Indeks Bisnis UMKM Triwulan III 2024, BRI Sebutkan Perlu Penguatan Daya Beli
-
Paguyuban Warga Sunda Cilegon Dukung Robinsar-Fajar di Pilkada Cilegon 2024
-
Oknum Polisi Ditpolairud Polda Banten Diduga Aniaya Wanita Hingga Tewas Karena Mabuk