SuaraBanten.id - Stok kebutuhan bahan pokok di tenda pengungsian korban banjir bandang di Kampung Seupang Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak menipis sehingga dikhawatirkan menimbulkan kerawanan pangan.
Selama ini, pendistribusian bantuan bahan pokok dari relawan, dermawan,pemerintah, BUMN dan perusahaan swasta yang peduli terhadap korban bencana banjir bandang menurun drastis dibandingkan masa tanggap darurat. Mmereka para donasi yang menyalurkan bantuan bahan pokok ke warga yang tinggal di tenda pengungsian bisa dihitung jari.
"Kami berharap persediaan bahan pokok itu terpenuhi pasca-berakhirnya masa tanggap darurat," kata Bubun (50) seorang penanggungjawab posko pengungsian di Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Rabu.
Bahkan, persediaan bahan pokok yang ada mulai menipis akibat menurunnya penyaluran bantuan tersebut.
Baca Juga: Dari Makanan ke Instagram, Ini Sumber Utama Penyebab Banjir di Jakarta
"Kami merasa khawatir jika bahan pokok itu menipis bisa menimbulkan kerawanan pangan," katanya menjelaskan.
Begitu juga warga pengungsi lainnya, Defri (40) mengatakan saat ini warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsi Kampung Seupang Desa Pajagan itu sebanyak 50 unit tenda, 290 jiwa dan 70 KK bisa menimbulkan kerawanan pangan. Sebab, kehidupan masyarakat setempat hingga kini masih mengandalkan bantuan dan belum kembali bekerja.
"Kami sendiri hingga kini untuk menutupi kebutuhan bahan pokok dari bantuan itu, karena belum bekerja akibat diterjang bencana alam," katanya.
Menurut dia, masyarakat sangat mendambakan bantuan bahan pokok terpenuhi selama tinggal di tenda pengungsian. Mereka kini lebih memikirkan pasca-bencana agar bisa hidup seperti sebelumnya dengan memiliki tempat tinggal yang layak dan bisa terpenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.
"Kami merasa bingung hingga kini masih bertahan di tenda pengungsi dan belum jelas ke depan tinggal dimana pasca-bencana alam itu," ujarnya.
Baca Juga: Dilantik Jadi Kepala BPIP Hari Ini, Rektor UIN Jogja Banjir Ucapan Selamat
Sementara itu, sejumlah warga di tenda pengungsian mengatakan bahwa mereka hingga kini makan sehari-hari dipasok dari dapur umum yang melibatkan relawan lokal. Mereka masih menggantungkan makan sehari-hari dari dapur umum itu, karena tinggal di tenda pengungsian tidak memiliki peralatan dapur maupun alat memasak.
Berita Terkait
-
PDIP Ancam Lapor MK Jika TNI, Polri dan Pejabat Negara Tak Netral Pada Pilkada Banten 2024
-
Kisah Pilu Keluarga Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang, Tinggal di Rumah Tak Layak, Anak Putus Sekolah
-
Firasat Istri Sopir Truk Sebelum Kecelakaan Tol Cipularang: Jantung Deg-degan, Anak Nangis Terus
-
Keluarga Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang Mohon Keringanan Hukuman: Anak-Anaknya Masih Kecil
-
Kabar Nahas Kecelakaan Tol Cipularang Buat Istri Sopir Truk Pingsan dan Tak Bisa Tidur Nyenyak
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Berapa Harga Garmin Venu 3 dan Spesifikasinya
-
Eks Kabid BPBD Banten Dituntut 4 Tahun Penjara Gegara Pengadaan Laptop Fiktif
-
Tabrakan Mobil Polisi di Cadasari Pandeglang Diduga Dipicu Karena ODGJ Ngamuk
-
AC Terasa Kurang Dingin? Ini Kemungkinan Penyebabnya
-
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Tangerang Tanggapi Kericuhan Konfercab