SuaraBanten.id - Cuaca buruk saat musim barat hingga gelombang tinggi membuat ribuan nelayan di Kabupaten Pandeglang, Banten memilih tidak melaut. Akibatnya mereka banyak yang menganggur, bahkan beralih profesi saat musim barat menerjang pesisir pantai Kabupaten tersebut.
Tak hanya kondisi cuaca, para nelayan juga mengaku masih takut dengan beredarnya isu yang mengatakan adanya badai besar yang bakal menghantam Perairan Selat Sunda.
Seorang seorang nelayan di Kecamatan Labuan Mujib mengemukakan, saat gelombang tinggi dan cuaca buruk seperti saat ini, membuatnya terpaksa harus menyandarkan perahunya.
"Kalau Perahunya enggak babang (pergi) ke Kronjo atau ke Muara Angke ya kita nganggur disini. Kalau lagi gelombang ya benar," katanya saat di Temui di Muara Labuan, Sabtu (4/1/2020).
Baca Juga: Kapal Nelayan Diganggu China di Laut Natuna, Sejumlah Menteri Rapat
Mujib menyebutkan, ada sekitar 3.000 warga Kecamatan Labuan yang bekerja sebagai nelayan. Mujib mengaku tidak ada pekerjaan lain selain nelayan. Sementara ada juga nelayan lain yang beralih profesi, selama mereka tidak bisa melaut.
"Kalau punya motor paling ngojek. Kalau enggak punya, ya paling diam saja di rumah," katanya.
Sementara itu di Kecamatan Sumur, ribuan nelayan juga memilih tak melaut. Seorang nelayan di Kecamatan Sumur, Eman, saat musim barat seperti ini mayoritas nelayan mengisi waktunya untuk memancing di daerah pesisir dan beralih mencari pekerjaan baru ke kota.
"Kalau lagi enggak bisa melaut paling ngejaring sama mancing-mancing di sini (di pinggir), ada juga yang ke kota kerja di proyek itu pun kalau ada yang bisa. Kalau punya ijazah kerja ke mana," katanya.
Kondisi serupa juga terjadi pada nelayan di Kecamatan Panimbang. Saat ini, mayoritas nelayan sudah lama tak melaut karena takut musim barat.
Baca Juga: Gelar Istigasah Tahun Baru, Warga Pandeglang Minta Dijauhkan dari Bencana
"Sebagian ada yang melaut, tapi mayoritas sudah tidak melaut akibat cuaca yang kurang bersahabat diakibatkan musim barat sedang berlangsung," kata seorang nelayan asal Panimbang Oka.
Berita Terkait
-
Petani dan Nelayan Kontributor Pembangunan, Ombudsman: Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Sangat Penting
-
NasDem Dukung Kebijakan Prabowo Menghapus Kredit Macet Pelaku UMKM, Petani, dan Nelayan
-
Kronologi 3 Siswa SDIT ICMA Dipulangkan Paksa Gegara Nunggak Biaya Sekolah Rp42 Juta
-
Jerit Nelayan di Proyek Kota Elite: Terhimpit Pembangunan, Terlilit Utang
-
Aksi Puluhan Perahu Nelayan di PIK 2, Desak Prabowo Tak Lanjutkan Kebijakan Jokowi Soal Ini!
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Eks Kabid BPBD Banten Dituntut 4 Tahun Penjara Gegara Pengadaan Laptop Fiktif
-
Tabrakan Mobil Polisi di Cadasari Pandeglang Diduga Dipicu Karena ODGJ Ngamuk
-
AC Terasa Kurang Dingin? Ini Kemungkinan Penyebabnya
-
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Tangerang Tanggapi Kericuhan Konfercab
-
Pelaku Penganiayaan Sekuriti di Serang Ditangkap, Salah Satunya Anak Anggota DPRD Banten