SuaraBanten.id - Bisnis pariwisata di pesisir Pandeglang Banten masih terseok-seok pasca Tsunami yang terjadi 22 Desember 2018 lalu. Para pedagang dan pelaku bisnis sudah bisa bangkit, tapi tak banyak konsumen atau wisatawan yang sudah bisa bangkit dari ketakutan akan terjadi tsunami kembali di tempat yang sama.
Di musim liburan Natal dan Tahun Baru kali ini juga begitu. Wisatawan sepi, pembeli sepi.
Sani (50) penjual otak-otak cerita, betapa sedikitnya pembeli dagangannya di pesisir pantai Carita.
Menurutnya, pasca bencana pada 22 Desember 2018 lalu, ia tidak berjualan lantaran sepi pengunjung. Ia baru saja berjualan kembali dari dua bulan lalu setelah para pengunjung datang ke Carita.
"Sudah satu tahun saya nggak jualan dari setelah kejadian itu, ini baru bisa jualan dari dua bulan kemarin," kata Sani saat ditemui di Mutiara Carita Cottages, Sabtu (21/12/2019).
Tak ada persiapan khusus atau menyetok barang jualan saat Natal dan Tahun Baru. Ia berharap, kondisi hanya berharap diberikan kesehatan. Sani mengaku, otak-otak yang ia jajakan setiap hari merupakan buatan sendiri.
Tiap kali hendak berdagang, modal yang ia siapkan sekitar Rp 500 ribu. Jika makanan yang berbahan ikan tersebut, habis terjual, ia mendapatkan untung di kisaran Rp 50 ribu.
"Kalau habis ya lumayan ada lah buat beli besar mah, sekitar Rp 50 ribu," ujar wanita yang mengaku sudah puluhan tahun berprofesi penjual otak-otak.
Sementara, pedagang di Pantai Pasir putih, selain hari libur para pengunjung selalu sepi. Namun baru beberapa hari ini banyak pengunjung karena tengah libur sekolah.
Baca Juga: Takut Tsunami, Hotel Pandeglang Diprediksi Sepi saat Natal dan Tahun Baru
"Hari-hari biasa mah sepi, tapi kalau sekarang aga rame karena lagi libur sekolah," kata pemilik warung kopi yang enggan menyebutkan namanya.
Pada perayaan tahun baru 2019 lalu, ia tak bisa berjualan karena pasca terjadi bencana tsunami. Saat itu pula pengunjung selalu sepi. Baru saja membaik, lagi-lagi Pandeglang diguncang gempa bumi bermagnitudo 4,5 pada 15 Agustus lalu.
"Pas lebaran kemarin aga rame, eh ada gempa, ya sepi lagi," terangnya.
Tak ada penyetokan barang untuk berjualan saat natal dan tahun baru. Ia berharap, kondisi penunjang ramai dan dagangannya laris.
"Mau dagang, gak (nyetok) biasa aja. Tabun kemarin mah gak jualan karena ada tsunami. Tapi mudah-mudahan gak ada halang ya jualan,"ujarnya.
Pantauan di beberapa tempat wisata di kawasan pantai Carita, nampak ramai dari pengunjung. Bahkan menurut, penjaga pantai baru beberapa hari pengunjung lumayan ramai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
-
Profil Bupati Pati Sudewo yang Menaikkan Pajak 250 Persen
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru Agustus 2025
-
Era Tantiem Bancakan Komisaris BUMN Berakhir Pada Surat Edaran Danantara?
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaru Agustus 2025
Terkini
-
Modus Canggih Pemuda di Serang Jual Tembakau Sintetis Sistem Tempel
-
BRI Raih Penghargaan ASEAN Corporate Governance Scorecard
-
Peluru Bersarang di Galon Jadi Bukti, Polisi Buru Pelaku Penembakan di Cilegon
-
Gibran Ditetapkan Sebagai Tersangka, Kini Mendekam di Tahanan Bareskrim POlri
-
Kejari Siapkan 10 Jaksa untuk Sidang Perdana Kasus Kadin Cilegon Minta Proyek