SuaraBanten.id - Pegawai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak, Banten, diwajibkan menggunakan sarung dan pakaian koko serta peci hitam untuk menyambut hari santri yang jatuh 22 Oktober.
Penyambutan hari santri itu tentu untuk membudayakan nilai-nilai masyarakat Kabupaten Lebak yang relegius terhadap ajaran Islam. Selain itu juga Kabupaten Lebak sebagai daerah santri dengan banyaknya pendidikan pondok pesantren baik salafi maupun modern.
"Kewajiban penggunaan sarung itu berdasarkan surat imbauan Bupati Iti Octavia," kata Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak Edi Sunaedi di Lebak, Kamis (17/10/2019).
Populasi jumlah pondok pesantren hingga kini mencapai 1750 unit tersebar di 345 desa dan kelurahan di 28 kecamatan. Karena itu, para ASN tentu diwajibkan pada hari santri menggunakan sarung, pakaian koko dan peci.
"Kami sudah menyampaikan imbauan penggunaan sarung itu ke seluruh organisasi perangkat daerah (OPD)," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah juga menyambut hari santri akan menampilkan berbagai kegiatan untuk menarik wisatawan di antaranya membaca sholawat, perlombaan nasi liwet yang biasa kehidupan santri di pesantren dan ceramah. Selain itu juga doa bersama dan menggelar festival kesenian qosidah serta pawai yang dihadiri ribuan santri.
"Kami menyambut hari santri itu menjadikan momentum Lebak sebagai daerah santri dan pendidikan," katanya.
Sementara itu, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung Kabupaten Lebak Mochamad Husen mengatakan pondok pesantren di Lebak kebanyakan salafi yang mengajarkan tentang kebaikan (kemaslahatan), ibadah (ubudiyah) hingga cinta Tanah Air (kenegaraan).
Selama ini, menurut dia, ponpes salafi di Tanah Air bagian terdepan untuk melawan kaum radikalisme, karena agama Islam penuh kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia hingga alam dan lingkungan.
Baca Juga: Jokowi Dituduh Kriminalisasi Ulama: Hari Santri yang Tanda Tangan Siapa?
Produk ponpes salafi itu di antaranya untuk mencetak manusia yang berakhlak, bermoral, beradab, dan beriman kepada Allah SWT juga melahirkan ulama, cendekiawan, dan kiai yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter.
"Saya kira dengan hari santri itu dapat membangkitkan semangat besar untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan agama," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Cuma Gara-gara Utang Rp500 Ribu dan Diludahi, Pria di Cikupa Tega Habisi Nyawa Teman
-
Kenaikan Insentif Guru Honorer Cuma Rp100 Ribu, Mendikdasmen Panen Cibiran
-
Badak Langka Musofa Mati Setelah Dipindahkan: Benarkah Karena Penyakit Kronis, atau Ada Hal Lain?
-
Bukan Sekadar Teori: Kisah Mahasiswa IPB 'Menyatu' dengan Kota Kuasai Skala Lanskap Sesungguhnya
-
Sentilan Keras Kiai Asep: Pengurus NU Jangan Sibuk Rebut Komisaris dan Tambang!