Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Rabu, 20 Maret 2019 | 14:37 WIB
Warga bergantian membawa Junaedi yang tengah sakit menggunakan tandu dari sarung dan bambu. [Bantenhits]

“Enggak jadi dibawa ke puskesmas, kami membawa Junaedi ke rumah orangtuanya berdasarkan hasil musyawarah. Di sana langsung memanggil dokter,” tambahnya.

Keponakan Junaedi ini berharap pemerintah segera membangun jalan rusak di Desa Leuwi Balang dan melengkapi fasilitas Puskesmas Bantu (Pustu) di Desa Leuwi Balang. Karena diakuinya, fasilitas kesehatan yang ada di Pustu tersebut kurang memadai.

“Ya maunya segera di bangun jalannya dan fasilitas Pustu di lengkapi,” harapnya.

Warga bergantian membawa Junaedi yang tengah sakit menggunakan tandu dari sarung dan bambu. [Bantenhits]

Berdasarkan data BantenHits.com, Junaedi bukanlah warga pertama yang harus berjuang melewati jalan rusak di salah satu kabupaten miskin di Provinsi Banten dengan ditandu.

Baca Juga: Sudah Minta Maaf, Kasus Bella Luna Tetap Berjalan di Kepolisian

Sebelumnya kasus serupa dialami Abah Tholib, warga Kampung Jeruk Desa Sindangresmi, Kecamatan Sindangresmi.

Sebelumnya, ada juga Wati (37) warga Kampung Rorah Sadang, RT/RW 01/03, Desa Kuta Karang, Kecamatan Cibitung, yang ditandu. Semuanya harus berjuang melewati jalan rusak untuk segera mendapat perawatan kesehatan.

Camat Cikeusik, Dani Ranadani mengakui prihatin atas yang menimpa warganya. Namun, ia meminta agar warga bersabar karena jalan tersebut sudah di masukan ke Musrembang Kecamatan dan akan segera dibangun.

“Ya kita akui jalan tersebut memang rusak parah. Kami juga perihatin atas apa yang menimpa Pak Junaedi. Tapi jalan itu sudah dimasukkan ke Musrenbang Kecamatan dan Insya Allah untuk tahun ini dibangun,” jelasnya.

Baca Juga: Pekan Depan, Pemprov Jateng Janji Buka Dana Apel Kebangsaan Rp 18 Miliar

Load More