Rahasia Ekonomi Suku Badui: Kencur dan Jahe Hasilkan Jutaan Rupiah

Komoditas tanaman kencur, jahe dan pisang menjadi unggulan ekonomi masyarakat Badui

Muhammad Yunus
Minggu, 14 September 2025 | 16:48 WIB
Rahasia Ekonomi Suku Badui: Kencur dan Jahe Hasilkan Jutaan Rupiah
Seorang petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten tengah mempersiapkan benih kencur untuk dilakukan penanaman di lahan ladang dengan tanaman jahe dan pisang sistem tumpang sari [Suara.com/ANTARA]
Ringkasan Berita
  • Kencur, jahe, dan pisang menjadi andalan ekonomi masyarakat Suku Badui
  • Sistem ini membuat mereka bisa mendapatkan hasil panen dengan interval bulanan hingga lima tahunan
  • Dari 1 ton kencur per hektare, petani bisa meraup Rp25 juta

SuaraBanten.id - Komoditas kencur dan jahe hingga kini menjadi unggulan ekonomi masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, dari hasil pertanian ladang.

"Masyarakat Suku Badui sejak sepekan terakhir beramai-ramai untuk melaksanakan percepatan tanam kencur,jahe dan pisang, karena memasuki kalender adat bulan delapan," kata Sekretaris Desa Kanekes Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Minggu 14 September 2025.

Masyarakat Badui melaksanakan pertanian kencur, jahe dan pisang di ladang-ladang di kawasan tanah ulayat adat juga ada di luar tanah ulayat adat dengan sistem sewa lahan.

Selama ini, komoditas tanaman kencur, jahe dan pisang menjadi unggulan ekonomi masyarakat Badui dengan waktu satu tahun bisa dipanen.

Baca Juga:Status Bahaya: Gelombang Setinggi 4 Meter Ancam Pesisir Lebak, Wisatawan Dilarang Keras Berenang!

Masyarakat Badui berpenduduk 7.500 kepala keluarga (KK) tersebar di 68 perkampungan, termasuk Badui Dalam yang kini melaksanakan percepatan tanam di ladang-ladang.

Sebab, saat memasuki kalender adat pada bulan delapan, mereka biasanya memang menanamkan tiga komoditas tanaman andalan ekonomi bagi masyarakat Suku Badui itu.

Sedangkan, di bulan sembilan atau Oktober 2025, masyarakat Badui melaksanakan tanam padi huma di ladang.

Pertanian masyarakat Badui dilakukan sistem tanam tumpang sari dengan menanam aneka komoditas tanaman di kawasan lahan itu seperti jahe, kencur, pisang, jagung, terung, cabai, padi huma, tebu telur atau turubuk dan Albasia.

Dengan tanam tumpang sari itu, menurut Medi, bisa menghasilkan pendapatan ekonomi dari hasil panen bulanan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun dan lima tahun.

Baca Juga:Kok Bisa Makanan Basi Lolos? Ombudsman Bongkar Titik Rawan Program Makan Bergizi Gratis di Banten

Namun, pendapatan unggulan masyarakat Badui itu komoditas kencur, jahe dan pisang.

Saat ini, menurut Medi, harga kencur ditingkat petani menembus Rp25 ribu per kilogram (kg), jahe Rp15 ribu per kg dan pisang beragam dan tergantung jenisnya, seperti pisang ambon Rp50 ribu per turuy (tandan).

Bahkan, petani Badui dari tanam kencur dengan produksi 1 ton per hektare dan harga Rp25 ribu per kg, sehingga bisa menghasilkan uang Rp25 juta.

"Saya kira komoditas kencur saja sudah bisa membawa kesejahteraan keluarga dan belum ditambah pendapatan tanaman lainnya," katanya.

Pulung, salah satu petani Badui mengatakan dirinya melaksanakan pertanian kencur, jahe dan pisang untuk penghasilan ekonomi tahunan yang bisa dijadikan unggulan.

Sebab, tanaman tersebut memasuki usia panen rata-rata satu tahun dari hari setelah tanam (HST).

"Kami tahun lalu menghasilkan panen empat kuintal kencur dan dijual Rp25.000 per kg, sehingga mendapatkan uang Rp10 juta," katanya.

Ketua Komunitas Doa Petani Muda Badui Santa mengaku dirinya memiliki 25 anggota petani dengan menggarap lahan seluas 25 hektare atau masing-masing satu hektare dengan sistem sewa milik lahan Perum Perhutani.

Saat ini, para anggotanya melaksanakan penanaman kencur,jahe dan pisang di ladang di kawasan hutan Blok Cicuraheum Gunungkencana.

"Kami menanam pertanian di ladang itu bisa menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan," katanya.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama ini kehidupan pendapatan ekonomi Badui ditopang dari hasil perkebunan ladang.

"Kami menjamin kualitas kencur Badui lebih baik tanpa menggunakan pupuk kimia," kata Deni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini