SuaraBanten.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon di bawah kepemimpinan Wali Kota Cilegon, Robinsar bersiap menggelar hajatan akbar berskala internasional bertajuk Budaye Cilegon Fest & International Folk Arts 2025 (BC-FIFA).
Tak tanggung-tanggung, acara yang akan menampilkan kekayaan budaya dari Rusia, Bulgaria, India, dan Korea Selatan ini dirancang dengan megah.
Namun, di balik rencana kemeriahan yang akan berlangsung pada 6-11 Agustus 2025 tersebut, ada anggaran besar yang digelontorkan dari kas daerah.
Salah satu pos pengeluaran yang paling signifikan dan terungkap ke publik adalah biaya untuk urusan perut, yakni makan dan minum (mamin).
Baca Juga:Jendral Bintang Tiga dan Wali Kota Cilegon Turun Tangan Kibarkan Bendera di Laut Merak
Saat dikonfirmasi mengenai sumber pendanaan, Wali Kota Cilegon, Robinsar, mengakui bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) turut menopang jalannya acara, di samping bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
“Ini ada APBD-nya, karena harus ada makan minum panitia dan lain-lain. Kalau bicara besaran normatif event pada umumnya saja. Nanti coba tanya ke OPD terkait saja, saya kurang paham detailnya,” katanya saat konferensi pers di Kantor Walikota Cilegon, Senin 4 Agustus 2025.
Robinsar menambahkan, peran CSR dari industri sangat membantu menekan biaya, terutama untuk akomodasi para delegasi internasional.
“Sebenarnya kalau CSR kayak dari PT KS itu full hotelnya gratis yang bisa mengurangi biaya,” ujarnya.
Namun, rincian yang lebih mengejutkan datang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon, Heni Anita Susila.
Baca Juga:Krakatau Steel Group Dukung Ketahanan Pangan Pesantren di Cilegon
Ia membeberkan secara blak-blakan alokasi anggaran dari APBD yang terfokus pada pos makan dan minum untuk ribuan orang yang terlibat.
Heni menjelaskan, anggaran tersebut akan digunakan untuk konsumsi selama rangkaian acara, mulai dari pawai budaya hingga gala dinner di rumah dinas.
“Penggunaan makan minum itu untuk pawai budaya kurang lebih 1.500 orang, untuk peserta dan undangan di Alun-alun juga, malamnya tanggal 10 di Rumah Dinas, gala dinner itu kan membutuhkan. Besaran persisnya 4.500 dikali Rp60 ribu aja berapa, hitung aja,” ucapnya.
Jika dihitung secara matematis (4.500 orang x Rp 60.000), maka anggaran yang disiapkan untuk pos makan dan minum saja mencapai angka fantastis, yakni Rp 270 juta.
Heni menegaskan bahwa alokasi anggaran tersebut bukanlah hal yang mendadak. Semuanya telah melalui proses perencanaan dan telah tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kebudayaan, serta telah mendapat persetujuan dari pihak legislatif.
“Sudah diketahui. Itu kan reguler untuk festival apa saja tidak ditentukan namanya. Sudah diketahui oleh DPRD kan itu anggaran reguler 2025, bukan di perubahan. Kalau di perubahan nanti ada event Golok Day di bulan Oktober,” tutupnya.