Soal Kadin Cilegon Minta Proyek Pembagunan CAA, Kadin Indonesia Bentuk Tim Verifikasi

Terkait dugaan Kadin Cilegon minta proyek pembangunan Chandra Asri Alkali itu, Kadin Indonesia mengaku telah membentuk tim verifikasi dan etik.

Hairul Alwan
Rabu, 14 Mei 2025 | 00:18 WIB
Soal Kadin Cilegon Minta Proyek Pembagunan CAA, Kadin Indonesia Bentuk Tim Verifikasi
Profil Anindya Bakrie (Instagram/@anindyabakrie)

SuaraBanten.id - Kabar soal Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Cilegon dan sejumlah organisasi masyarakat atau Ormas meminta jatah proyek pembangunan Chandra Asri Alkali kepada perusahaan kontraktor asal China, Chengda Engineering Co menyita perhatian Kadin Indonesia.

Terkait dugaan Kadin Cilegon minta proyek pembangunan Chandra Asri Alkali itu, Kadin Indonesia mengaku telah membentuk tim verifikasi dan etik.

Kadin Indonesia menyikapi isu di Cilegon secara cepat dan bijak demi menjaga iklim investasi tetap kondusif serta menjamin kepastian hukum bagi pelaku usaha.

"Ini pas nih, jadi intinya kami di Kadin sedang membentuk dan sudah mulai tim verifikasi dan etis untuk melihat keluhan dan pertanyaan masyarakat di Cilegon," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie dilansir dari ANTARA, Selasa 13 Mei 2025.

Baca Juga:Bukan Modal Tampang, Robinsar Yakin Kang Nong Kota Cilegon Bakal Juare di Tingkat Banten

Anindya mengomentari hal tersebut saat dikonfirmasi adanya pemberitaan mengenai Kadin Cilegon, Banten, yang diduga meminta jatah kepada pengusaha di daerah tersebut.

Tangkapan layar video viral Kadin Cilegon dan ormas meminta jatah proyek pembangunan Chandra Asri Alkali. [Istimewa]
Tangkapan layar video viral Kadin Cilegon dan ormas meminta jatah proyek pembangunan Chandra Asri Alkali. [Istimewa]

Anindya menegaskan, dirinya telah membentuk tim verifikasi dan etik untuk merespons berbagai pertanyaan dan keluhan masyarakat terkait dinamika organisasi Kadin Cilegon.

Menurutnya, Kadin terus fokus mendorong perdagangan dan investasi nasional dengan menjunjung tinggi kepastian hukum serta menolak segala bentuk tindakan melawan hukum dan pendekatan yang represif.

Kadin Indonesia pun mengambil langkah cepat yakni dengan menggelar pertemuan dengan perwakilan Gubernur Banten, BKPM, dan aparat penegak hukum untuk menginvestigasi persoalan yang mencuat di wilayah Kota Cilegon.

Ia menilai insiden tersebut lebih bersifat oknum dan berada di level kabupaten/kota, sehingga penyelesaiannya akan dilakukan melalui sinergi Kadin daerah, provinsi dan Kadin Indonesia pusat.

Baca Juga:Viral Kadin Cilegon dan Ormas Minta Jatah Proyek Pembangunan Chandra Asri Alkali: Investor Dipalak!

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga turut mendukung investigasi terkait isu di Cilegon, Banten, dan menekankan pentingnya aspek keamanan berusaha.

"Mengenai Cilegon saya cuma mengatakan bahwa saya rasa kita perlu tahu duduk persoalannya, saya rasa mereka (Kamar Dagang dan Industri/Kadin Indonesia) akan investigasi lebih lanjut apakah ini memang mengatasnamakan organisasi atau individu atau seperti apa," kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani menyikapi Kadin Cilegon yang minta jatah proyek Chandra Asri Alkali.

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengaku tidak mau terlalu melihat dugaan Kadin yang meminta proyek Chandra Asri Alkali. Namun, ia menyoroti aspek keamanan dan ormas.

"Jadi kami tidak mau terlalu lihat di sisi itu, yang kami mau garisbawahi lebih dari aspek keamanan dan organisasi masyarakat (ormas)," ungkapnya.

Shinta menyoroti soal kemungkinan kejadian yang melibatkan Kadin Cilegon dalam video viral yang belakangan beredar dengan gangguan iklim usaha.

"Itu yang menjadi satu perhatian sangat penting karena ini juga mengganggu iklim usaha yang baik," paparnya menilai hal tersebut menggangu iklim usaha..

Lebih lanjut, Shinta menyebut Apindo mendukung perlunya investigasi lebih lanjut terkait peristiwa yang terjadi di Cilegon.

"Jadi ini yang mungkin menjadi perhatian kami, tapi peristiwa Cilegon saya rasa perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk mengetahui duduk persoalannya seperti apa," pungkasnya.

Kadin Cilegon dan Ormas Minta Jatah Proyek

Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan Kamar Dagang Industri atau Kadin Cilegon dan beberapa ormas yang ada di Kota Cilegon tengah berdialog dengan perwakilan perusahaan kontraktor asal China, Chengda Engineering Co yang akan menggarap proyek pembangunan Chandra Asri Alkali viral di media sosial.

Dalam video viral yang beredar, tampak Kadin dan ormas seperti, HIPPI Kota Cilegon, HIPMI Baja, GAPENSI, HNSI, serta beberapa ormas lokal lainnya meminta jatah proyek pembangunan Chandra Aasri Alkali di Kota Cilegon, Provinsi Banten.

Berdasarkan tayangan video viral yang diunggah akun TikTok Fakta Banten video diawali dengan seorang penerjemah yang memberitahu Kadin Cilegon dan ormas yang menemui perwakilan Chengda Engineering Co untuk meminta dilibatkan dalam proyek pembangunan Chandra Asri Alkali.

"For join about this project on Cilegon area, so you have the first join his us not too far (Untuk bergabung dengan proyek ini di daerah Cilegon, jadi Anda harus bergabung terlebih dahulu di sini jangan terlalu jauh-red)," kata penerjemah tersebut menjelaskan tampak menjelaskan apa yang didampaikan Kadin Cilegon dan sejumlah ormas yang ada di lokasi.

"Yes if you have the capability, because we can join (Ya jika anda mampu, karena kita bisa bergabung-red)," kata perwakilan Chengda Engineering Co dalam video tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Kadin Cilegon Muhamad Salim mengungkapkan sudah beberapa kali pertemuan dilakukan dengan Chengda Engineering Co namun tak ada kesepakatan yang terealisasi.

"Sesauai dengan pertemuan-pertemuan yang selanjutnya, karena semenjak pertemuan beberapa kali sampai saat ini apa yang dijanjikan chengda itu belum pernah ada yang terealisasi," kata pria yang kerap disapa Abah Salim itu.

"Ini mungkin yang kita pertanyakan pada hari ini mungkin saya hanya membuka saja, nannti selebihnya dari Waka Kadin, HNSI, HIPPPI, GAPENSI, HIPMI dan lain-lain mungkin," imbuh Abah Salim dalam video tersebut yang disampaikan pada awal dialog.

Kemudian video pun beranjak pada cuplikan video saat dialog tersebut mulai memanas. Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Ismatulloh Ali menegaskan meminta untuk diberikan porsi proyek pembangunan Chandra Asri Alkali.

"Tanpa Ada lelang, porsinya harus jelas tanpa ada lelang. Rp5 triliun untuk Kadin (atau) Rp3 triliun untuk Kadin tanpa ada lelang bagi," ujarnya sambil menggebrak meja.

"Direkly to us the job about how much percent around the project this CAA how much percent and then Kadin Will Filter who is qualified to support Chengda (Langsung saja kepada kami pekerjaan tentang berapa persen sekitar proyek CAA ini berapa persen dan kemudian Kadin akan menyaring siapa yang memenuhi syarat untuk mendukung Chengda-red)," ujar penerjemah menyampaikan ke perwaklian Chengda.

"We want to hear and ask to suppot Chengda, we want to hear chengda to hear, Chengda is approved about sharing how much percent, sharing the job (Kami ingin mendengar dan meminta untuk mendukung Chengda, kami ingin mendengar Chengda untuk mendengar, Chengda disetujui tentang pembagian berapa persen, pembagian pekerjaan)," imbuh penerjemah.

"In fact go the how to say go the subcontracting plan, i will share with you. But how to say to prove what you can do (Sebenarnya bagaimana cara mengatakan bagaimana cara melakukan subkontrak, saya akan berbagi dengan Anda. Namun bagaimana cara mengatakan untuk membuktikan apa yang dapat Anda lakukan-red)," kata perwakilan Chengda.

"Kita harus buktikan apa yang kita bisa lakukan atau support," kata penerjemah.

"Oke we are spesialis, we are qualified, you can? (Oke, kami spesialis, kami berkualifikasi, Anda bisa?-Red)," ungkap penerjemah.

Wakil Ketua Ketua Kadin Cilegon Bidang Perindustrian itu kemudian menyinggung soal anggaran pembangunan CAA yang mencapai Rp17 triliun dan mempertanyakan berapa yang dibagi untuk dikerjakan pengusaha lokal.

"Dari kegiatan Chengda ini kan triliunan kita langsung bagi porsinya aja, langsung dari Rp17 triliun 3 lah (Rp3 triliun-red) total,"  kata Ismatulloh Ali.

"Kegiatan yang dikasih total Rp1 triliun kurang lebih, artinya masih ada Rp15 triliun. Dari Rp15 triliun berapa yang untuk lokal? poinnya saja," ujarnya. (ANTARA)

Kontributor : Yandi Sofyan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini