SuaraBanten.id - Perusahaan baja terbesar di Indonesia yang berada di Kota Cilegon, Banten yakni PT Krakatau Steel bakal ikut menyuplai meterial alat perang atau Alat Utama Sistem Senjata (Alutista) yang merupakan sistem pertahanan dan keamanan negara.
Suplai material alat perang tersebut dilakukan PT Krakatau Steel menindaklanjuti penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama (MoU) dengan Pindad.
MoU Krakatau Steel dan Pindad itu mengatur Pengembangan dan Penggunaan produk baja untuk mendukung peningkatan penggunaan produk dalam negeri di sektor Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan.
Direktur PT. Pindad, Sigit Puji Santosa mengungkapkan, produk baja Krakatau Steel nanti akan digunakan sebagai material beberapa Alutista.
Baca Juga:Krakatau Steel Teken MoU dengan BKPP, Komitmen Bangun Korporasi Baik dan Bersih
Ia kemudian menyebut beberapa produk alutista yang bakal diproduksi menggunakan material dari PT Krakatau Steel seperti, Anoa 3, Medium Tank APC (Armored Personnel Carrier).
![MoU Krakatau Steel dan Pindad terkait suplay material alat perang atau Alutista. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/11/66511-mou-krakatau-steel-dan-pindad-terkait-suplay-material-alat-perang-atau-alutista.jpg)
Kemudian, Medium Tank with Cannon 105 mm, Maung MV3, material laras senjata, alat berat, infrastruktur perhubungan, tabung gas LPG, pertambangan dan lain-lain.
Tak hanya dengan Krakatau Steel, Sigit juga menyebut Pindad juga menandatangani MoU dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Serta dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) dalam rangka memperkuat sinergi inovasi dan kolaborasi strategis nasional.
"Penandatangan berbagai kerja sama strategis ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam bidang ketahanan energi, kemandirian teknologi dan pertumbuhan nasional," papar Sigit.
Baca Juga:Tinggalkan Bahan Bakar Fosil, Anak Perusahaan PT Krakatau Steel Luncurkan ERIKS
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Muhammad Akbar Djohan mengatakan, MoU yang diteken dua perusahaan BUMN itu mencakup kerja sama suplai kebutuhan material.
"Nota Kesepahaman yang kami tandatangani ini mencakup kerja sama suplai kebutuhan material, pengembangan material dan produksi produk alat peralatan industri pertahanan dan keamanan," kata Muhamad Akbar Djohan.
Lebih lanjut, Akbar Djohan juga menyinggung produk baja berkualitas Hot Rolled Coil atau baja canai panas Krakatau Steel merupakan salah satu material yang akan disuplai dalam kerja sama ini.
"Kami berkomitmen mengoptimalkan kerja sama ini hingga jangka waktu 2 tahun ke depan. Melalui kerja sama ini Krakatau Steel mendukung peningkatan penggunaan produk dalam negeri untuk industri pertahanan," paparnya.
Akbar Djohan memaparkan kapasitas produksi baja canai panas kini mencapai 2,4 juta ton. Usai recovery fasilitas produksi Hot Strip Mill pihaknya optimistis dapat memenuhi kebutuhan baja domestik.
"Kami optimistis dapat kembali memenuhi kebutuhan baja domestik untuk berbagai proyek strategis nasional, infrastruktur, termasuk pemenuhan kebutuhan untuk industri pertahanan bersama PT Pindad ini," jelasnya Akbar Djohan.
Lebih lanjut, Akbar Djohan menekankan PT Krakatau Steel terus menjaga kepercayaan dari semua mitra atau stakeholder yang bekerjasama dengan perusahaan baja plat merah itu.
Kepercayaan tersebut dijaga melalui Revolutionary Movements 'Committed to Transform' to support Recovering Business Acceleration, suatu gerakan yang bisa membangun ekosistem kondusif bagi investor.
Secara efektif, perubahan hampir tidak mungkin terjadi tanpa kolaborasi, kerja sama, dan konsensus seluruh industri. Dengan industrialisasi dan hilirisasi kita dapat mewujudkan ketahanan dan kemandirian industri baja nasional yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Diketahui, Penandatanganan berbagai kerja sama strategis ini diadakan di Grha Pindad Bandung pada Senin 10 Maret 2025 kemarin dengan dihadiri oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto.
Kemudian, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, serta Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Muhammad Akbar Djohan.