Kunjungi Peneliti Bibit Padi dan Kedelai Unggul di Banten, Mardiono Optimis Wujudkan Swasembada Pangan

Muhamad Mardiono mengaku yakin dapat mewujudkan Swasembada Pangan di Indonesia.

Hairul Alwan
Selasa, 24 Desember 2024 | 11:41 WIB
Kunjungi Peneliti Bibit Padi dan Kedelai Unggul di Banten, Mardiono Optimis Wujudkan Swasembada Pangan
Utusan Khsus Presiden Bidang Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono mendatangi inovator dan peneliti bibit unggul di Banten.

SuaraBanten.id - Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono mengaku yakin dapat mewujudkan Swasembada Pangan di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengunjungi Pusat Penelitian Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google (MIGO), di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

Muhamad Mardiono menyambangi Banten untuk observasi lapangan sekaligus berdiskusi bersama para inovator dan peneliti bioteknologi serta pemuliaan tanaman pangan varietas padi dan kedelai unggul yang adaptif dengan produktivitas tinggi untuk menopang swasembada pangan.

"Penelitian yang telah dilakukan sudah teruji menghasilkan varietas padi dan kedelai berumur genjah dengan potensi hasil yang lebih banyak daripada biasanya. InsyaAllah ke depan pemerintah akan mengembangkan ini karena menjadi bagian dari program kerja Bapak Presiden Prabowo mencapai kemandirian pangan dan swasembada pangan," tutur Muhamad Mardiono kepada awak media, Selasa (24/12/2024).

Muhamad Mardiono berharap, lewat berbagai riset inovasi varietas unggul kedelai yang dilakukan para peneliti ke depan Indonesia tidak perlu lagi mengimpor kedelai untuk bahan baku tahu, tempe, hingga susu.

Baca Juga:Tinggal di Kota Terkaya se-Banten, Kakek 62 Tahun Hidup di Gubuk Kecil Butuh Bansos

"Seperti diketahui, volume impor kedelai ke Indonesia masih sangat tinggi. Sementara makanan khas Indonesia adalah tahu dan tempe memiliki protein tinggi. Semoga hasil penelitian yang baik ini dapat menambah kemandirian pangan kita, sehingga tidak perlu impor lagi," ungkapnya.

Sementara itu, Penemu varietas padi dan kedelai unggul, Profesor Ali Zum Mashar mengatakan varietas padi dan kedelainya telah teruji memiliki produktivitas hasil yang lebih tinggi dengan waktu panen yang lebih cepat di berbagai lokasi.

"Umur varietas padi umumnya mencapai 120 hari, varietas kami cukup 75 hari. Kemudian, untuk produktivitas biasanya hanya menghasilkan 5-6 ton per hektar paling besar, varietas padi kami dapat mencapai 8-10 ton per hektar," kata Prof Ali.

Pada kesempatan tersebut, kunjungan Muhamad Mardiono juga disambut oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat hingga Serikat Tani Islam Indonesia.

Baca Juga:Warga Serang Keluhkan Polusi Udara dari PT CBS, Ngaku Sulit Tidur Karena Pengap

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini