SuaraBanten.id - Sebuah video mesum yang memperlihatkan oknum kades atau Kepala Desa di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Lebak, Banten tengah video call sex (VCS) beredar dan viral di media sosial.
Video mesum oknum kades itu memperlihatkan adegan dewasa oknum kepala di tingkat desa itu dengan seorang perempuan melalui panggilan video alias video call sex (VCS).
Oknum kades dalam video tersebut tampak melakukan adegan mesum melalui sambungan video dengan perempuan yang diduga mantan kekasihnya yang kini berstatus istri orang.
Salah satu warga setempat, Wahyu mengatakan, pihaknya dan warga setempat telah menerima informasi soal beredarnya video mesum tersebut. Tak hanya beredar di media sosial, video berdurasi 31 detik itu juga kini tersebar ke masyarakat.
“Ini jelas perbuatan tercela yang memalukan dan tidak pantas dilakukan oleh seorang Kepala Desa,” kata Wahyu dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Senin (1/4/2024).
Dengan beredarnya video tak senonoh yang isinya merupakan kepala desanya, Wahyu menyebut masyarakat sekitar pun merasa resah. Menurutnya, kadesnya telah memberi contoh buruk bagi warga.
“Sebagai pemimpin desa, dia mestinya dapat memberikan suri tauladan yang baik bagi masyarakat yang dipimpinnya. Ini malah memberikan contoh buruk yang mencoreng nama desa,” ujarnya.
Ia kemudian mendesak pemerintah kecamatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Lebak tidak tinggal diam atas video mesum yang belakangan viral itu.
Jika terbukti benar, Wahyu meminta pihak terkait memberikan sanksi tegas terhadap oknum kades cabul yang tidak bermoral tersebut.
“Kalau saya sih enggak mau punya pemimpin kayak dia (oknum kades) yang mempunyai sifat mesum,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Lebak Usep Pahlaludin mengaku prihatin dengan beredarnya VCS oknum Kades di Kecamatan Kalanganyar itu.
Meski demikian, hingga kini dirinya belum bisa melakukan klarifikasi terhadap oknum kades tersebut.
“Sekarang nomornya sudah tidak bisa dihubungi. Mungkin karena video tersebut sudah ramai di masyarakat,” ucapnya.