Akmal Firmansyah Buka-Bukaan Soal Korupsi Kapal Tunda PT PCM

Mantan Direktur Operasional PT PCM Kota Cilegon Banten Akmal Firmansyah, buka-bukaan seputar kasus korups kapal tunda PT PCM, begini pengakuannya

Hairul Alwan
Senin, 26 Februari 2024 | 20:34 WIB
Akmal Firmansyah Buka-Bukaan Soal Korupsi Kapal Tunda PT PCM
Ilustrasi korupsi - Mantan Dirops PT PCM Akmal Firmansyah buka-bukaan seputar kasus korups kapal tunda PT PCM (Freepik)

“Uang untuk perizinan pelabuhan mengenai zonasi pantai selanjutnya saya keberatan ketitipan uang itu karena karakter Pak Arief orangnya emosional, gimana kalau dititipkan ke manajer keuangan. Uang Rp300 juta diserahkan ke ibu Kokom dan ke Prof Handoyo dari ITB untuk pengurusan izin,” tuturnya.

Akmal membenarkan terkait dirinya menerima uang dari Aryo, katanya, ia menerima Rp70 juta dan 1.920 USD.

Ia mengatakan Rp70 juta uang yang diberikan kepada terdakwa Aryo untuk membeli mobil Mitsubishi, tapi harga yang disepakati Rp52 juta.

Kemudian, untuk uang 1.920 USD merupakan uang saku saat melihat kapal tunda di Singapura.

Akmal juga menerangkan, pada 2019 ia sempat mengadakan bakti sosial untuk Covid, terdakwa mengatakan ingin ikut menyumbang uang Rp5 juta, tapi Aryo malah mentransfer Rp55 juta.

Akmal menolaknya, namun saat akan dikembalikan, rekening si pengirim diketahui bukan milik Aryo sehingga ia mentransfernya ke pengacara PT PCM.

“Saudara Aryo nelpon saya (mau) ikutan (sumbang) Rp5 juta (tapi) beliau mentransfer Rp55 juta. Kata beliau itu buat anda saya mau transfer balik ternyata bukan dari rekening Aryo terus saya kirim Rp50 juta ke saudara Ikbal (pengacara PT PCM),” imbuhnya.

Saat ditanya hakim siapa yang paling bertanggung jawab terkait perkara ini, Akmal mengatakan Direktur Utama yang paling bertanggung jawab.

“Yang paling bertanggung jawab ya pasti direktur utama,” pungkasnya.

Akmal menjelaskan bahwa dirinya merupakan orang yang menentang proyek patungan tersebut.

Bahkan pada pencairan tahap pertama sebesar Rp14 miliar pun dirinya pada saat itu tidak menandatangani berkas.

Kemudian pada pencairan tahap kedua, ia mengaku didatangi Lidia selaku manajer keuangan yang memohon dirinya untuk menandatangani berkas, Lidia datang sambil menangis dan memohon-mohon.

“Tahu ada pencairan manajer keuangan datang 19 April 2020 memohon sambil menangis, minta tandatangan. Pencairan pertama tidak tahu, yang kedua sudah cair baru tandatangan. Nangis (Lidia) untuk minta tandatangan mengetahui,” tambahnya.

Akmal juga sempat mempertanyakan terkait tidak kunjung adanya kapal tunda kepada Arief Rivai.

Tapi Arief malah marah dan mengatakan dirinya siap pasang badan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini