Diduga Kelelahan, Seorang Pengawas TPS di Serang Meninggal Dunia

Pengawas TPS itu dilarikan ke puskeasmas setempat lantaran sempat mengeluh tidak enak badan hingga muntah darah pada Kamis (15/2/2024).

Hairul Alwan
Kamis, 15 Februari 2024 | 16:24 WIB
Diduga Kelelahan, Seorang Pengawas TPS di Serang Meninggal Dunia
Ilustrasi Mayat- Pengawas TPS di Serang meninggal dunia lantaran diduga kelelahan.. (unsplash/john hendrick)

SuaraBanten.id - Seorang Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di TPS 13 Liang Landak, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten, bernama Supardi (37) meningal dunia karena kelelahan saat proses penghitungan suara berlangsung.

Pengawas TPS itu dilarikan ke puskeasmas setempat lantaran sempat mengeluh tidak enak badan hingga muntah darah pada Kamis (15/2/2024) dini hari sekira pukul 03.00 WIB.

Namun sekira pukul 09.30 WIB, pengawas TPS itu dinyatakan meninggal dunia saat menjalani perawatan usai dirujuk ke Rumah Sakit Drajad Prawiranegara (RSDP) Serang.

Saat dikonfirmasi, Ketua Panwascam Kecamatan Cikeusal Suparjo Rustam mengatakan, korban saat bertugas sempat meminta izin untuk istirahat saat proses penghitungan suara berlangsung sekitar pukul 15.30 WIB, sehingga tugasnya sempat diback up oleh pengawas desa lantaran korban harus menjalani perawatan di puskesmas setempat.

"Sehabis maghrib pengawas desa sempat nengok ke rumahnya sekalian mau ngambil alat kerja PTPS yang dibawa Supardi. Memang kata pengawas desa itu, dia (korban) terlihat lelah dan habis dikerokin juga. Lalu pengawas desa minta agar Supardi ini beristirahat saja dan pekerjaannya diambil alih pengawas desa," ungkap Suparjo, Kamis (15/2/2024).

Suparjo mengungkapkan, saat proses penghitungan suara masih berlangsung pukul 00.12 WIB, korban sempat menghubungi melalui pesan Whatsapp dan meminta ke pengawas desa untuk kembali bertugas lantaran merasa sudah sehat.

Sempat disarankan untuk istirahat, korban justru tetap memaksakan diri untuk datang ke TPS sekira pukul 00.30 WIB, sehingga pengawas desa pun kembali menyerahkan tugasnya kepada korban.

"Ia memaksa tetap datang ke TPS meski pengawas desa sempat menyampaikan agar istirahat saja kalau belum full sehat. Tapi sekira pukul 03.00 WIB itu dia kembali ga enak badan, dan istirahat di mesjid dekat TPS, karena muntah darah lalu sama petugas KPPS ditolong dan dibawa ke puskesmas pakai mobil losbak," terang Suparjo.

"Dan jam 04.30 itu dirujuk ke RSDP pakai ambulance puskesmas. Tapi kita dapat kabar beliau meninggal tadi, sekitar jam 09.30 WIB," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu Kabupaten Serang, Furqon mengatakan, pihaknya kerap mengingatkan seluruh petugas pengawas di lapangan untuk tidak memaksakan diri bila merasa kelelahan ataupun sakit saat sedang menjalan tugas.

"Ya kalau kelelahan pasti, karena semalam juga jam 12 malam sudah saya ingatkan agar jangan dipaksakan kalau cape," kata Furqon.

Namun, Furqon menyampaikan, pihaknya menerima informasi awal yang diterima dari pihak keluarga bahwa korban memiliki riwayat penyakit Limpa yang sudah dideritanya.

"Kalau update dari istrinya dia punya penyakit limpa, itu yang muntah-muntah darah," pungkasnya.

Kontributor : Yandi Sofyan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini