Viral Kritik Pedas Seorang Pria Soal Kenaikan Harga BBM: Innalillahi, Rakyat Cuma Dianggap Beban Negara

"Sementara realitas yang membuat pilu itu adalah rata-rata kenaikan upah itu hanya 1,09%,"

Galih Prasetyo
Senin, 05 September 2022 | 14:27 WIB
Viral Kritik Pedas Seorang Pria Soal Kenaikan Harga BBM: Innalillahi, Rakyat Cuma Dianggap Beban Negara
Ilustrasi BBM (unsplash)

SuaraBanten.id - Mulai Sabtu (03/09) lalu, berlaku kenaikan harga bagi beberapa jenis BBM subsidi, mulai dari Pertalite, solar dan pertamax.

Hal tersebut tentu memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat. Karena hal tersebut akan berdampak untuk berbagai sektor di masyarakat.

Sehingga keputusan naiknya harga BBM tersebut mendapat berbagai kritik dari berbagai pihak, salah satunya ada pria yang ada dalam video akun TikTok @aabelkarimi.

Dalam video itu, pria tersebut menjelaskan tentang kenaikan BBM yang akan membuat kebutuhan pangan lain juga akan naik namun tidak berbanding lurus dengan kenaikan upah para pekerja.

Baca Juga:Dampak Kenaikan BBM, Harga Tiket Kapal Batam-Belakangpadang Jadi Rp20.000

"innalillah BBM naik dan sikap saya jelas nolak, saya ikut sikap pak Jokowi, tahun 2012. Allahu akbar, gak nanggung pertalite naiknya 31%, solar naik 25% dan pertamax naiknya 14% dan ini akan memicu kenaikan harga kebutuhan lainnya. Sementara realitas yang membuat pilu itu adalah rata-rata kenaikan upah itu hanya 1,09%," katanya di awal video

Ia bahkan juga menyindir proyek-proyek pemerintah yang menghabiskan dana triliunan dibandingkan dengan dana subsidi yang dianggap tidak tepat sasaran.

"Lalu Jokowi ngetweet kalau alasan kenaikan BBM ini untuk menghilangkan 502,4 triliun subsidi BBM yang katanya tidak tepat sasaran. Tapi lo pernah mikir gak sih apakah pembangunan IKN 486 triliun tepat sasaran? Apakah proyek kereta cepat dengan 114 triliun itu tepat sasaran? Kok kenapa kerakyat itu menggunakan istilah 'tidak tepat sasaran' gitu loh," ungkap pria tersebut

"Lalu soal istilah tepat sasaran nih katanya kan tadi subsidi itu dinikmati rakyat mampu bukan oleh rakyat miskin, kan gitu ya? Lo tau gak sih kalau kita cek data BPS tahun 2021 yang dimaksud dengan miskin itu siapa? Itu adalah orang yang punya pengeluaran Rp. 470 ribu sebulan. Artinya kalau lu ngisi bensin sehari 2 liter itu lu udah kaya, gak miskin ya meski lo gak makan, gak beli peralatan mandi, apalagi belanja di Shopee," imbuhnya

Pria tersebut juga menjelaskan bila pemerintah menganggap jika rakyat adalah beban dan bukan amanah.

Baca Juga:Demo Tolak Kenaikan BBM di DPRD Riau, Ini Kata Polisi soal Pengalihan Arus Lalu Lintas

"Dan gue ngeliat ini masalahnya ada di sudut pandang yang menganggap rakyat itu seolah-oleh beban gitu bukan amanah yang harus dilayani. Kayaknya gitu ya? Bagaimana ngelihal ini?," ucapnya di akhir video

Unggahan tersebut, langsung mendapat komentar beragam dari warganet yang juga ikut bersuara tentang kenaikan BBM subsidi tersebut

"harus ngluarin kartu lagi bang kartu indonesia sabar," ungkap @ka*****a1

"Pengen cepet cepet 2024," imbuh @Ab****ey

"sy ibu rmh tangga yg suaminya ga pny kerjaan tetap,cm bs nangis,blnj bw uang 50rb cm bs bingung," kata akun @di***ha

"yg dulu di era sby demo bbm naik sekarang kemana ngab ????," timpal @St****29

"program BLT lewat dana desa aja banyak gak tepat sasaran. banyak desa terpaksa membuat data miskin sesuai alokasi aturan pusat,"

Kontributor : Mira puspito

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini