Takut Bencana Tanah Bergerak, 40 KK Warga Lebak Pilih Tinggal di Pos Pengungsian

Sebanyak 40 kepala keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tinggal di pos pengungsian untuk menghindari bencana tanah bergerak

Galih Prasetyo
Kamis, 24 Februari 2022 | 12:20 WIB
Takut Bencana Tanah Bergerak, 40 KK Warga Lebak Pilih Tinggal di Pos Pengungsian
Personel TNI bersama warga membersihkan puing-puing rumah warga yang hancur akibat bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (13/2/2022). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

SuaraBanten.id - Sebanyak 40 kepala keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tinggal di pos pengungsian untuk menghindari bencana tanah bergerak sehubungan curah hujan di daerah itu yang cenderung meningkat.

"Kami menampung 40 KK dari 37 rumah warga yang terdampak bencana alam itu, " kata Ketua Relawan Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermansyah saat dihubungi di Lebak, Banten, mengutip dari Antara, Kamis (24/2).

Masyarakat yang tinggal di pos pengungsian itu tercatat 40 KK di Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.

Mereka memilih tinggal di pos pengungsian karena khawatir menjadi korban rumah roboh.

Sebagian besar kondisi rumah mereka mengalami retak-retak , bahkan di antaranya nyaris roboh akibat pergerakan tanah.

Baca Juga:Tanah Bergerak dan Longsor di Lembang Rano Tengah Tana Toraja Rusak Rumah Warga

Oleh karena itu, Relawan Tagana Kabupaten Lebak mendirikan pos pengungsian dan dapur umum.

Kehadiran pos pengungsian dan dapur umum itu untuk memberikan pelayanan dasar kepada warga korban bencana alam agar tidak mengalami kerawanan pangan dan serangan penyakit.

"Kami mengutamakan penyelamatan guna mengurangi risiko kebencanaan," katanya.

Menurut dia, masyarakat korban bencana alam tersebut diharapkan ke depan dapat direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Namun, pihaknya belum mengetahui penyebab pergerakan tanah di daerah itu, karena harus melibatkan penelitian.

Baca Juga:Rumah Rusak Akibat Bencana Tanah Bergerak di Tegal Bertambah

Saat ini, masyarakat jika musim hujan tentu ketakutan karena khawatir rumah mereka roboh.

Dengan demikian, mereka lebih baik tinggal di luar rumah jika malam diterjang hujan.

"Kami bersama tim relawan Tagana tentu garda terdepan untuk membantu warga yang terdampak bencana alam," katanya.

Sementara itu, sejumlah warga mengatakan bahwa mereka merasa aman tinggal di pos pengungsian guna menghindari rumah roboh akibat pergerakan tanah.

"Kami bersama anggota keluarga tinggal di pos pengungsian yang didirikan oleh relawan tagana, " kata Amin, warga korban bencana alam di Curug Panjang Kabupaten Lebak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak