4 Penelitian Baru soal Omicron Ini Sedikit Bikin Lega

Menurut data Satgas Covid-19, catatan terakhir 30 Desember 2021 lalu, diketahui ada 68 kasus varian Omicron di Indonesia.

Hairul Alwan
Selasa, 11 Januari 2022 | 09:15 WIB
4 Penelitian Baru soal Omicron Ini Sedikit Bikin Lega
Ilustrasi virus Covid-19 varian Omicron. [Pixabay]
Boneka buatan tangan bergambar COVID-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, Nikaragua, pada (27/12/2021). [OSWALDO RIVAS / AFP]
Boneka buatan tangan bergambar COVID-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, Nikaragua, pada (27/12/2021). [OSWALDO RIVAS / AFP]

UK Health Security menyampaikan 2 hasil penelitiannya. "Orang yang terinfeksi Omicron punya risiko 50 persen lebih rendah untuk dirawat di RS dibandingkan varian Delta," katanya pada Senin 10 Januari 2021.

Di sisi lain hasil penelitian kedua menyebutkan bahwa masyarakat yang divaksin 2 kali makin berisiko rendah.

"Risiko masuk rumah sakit jadi turun 65 persen pada mereka yang sudah divaksin dua kali. Dan turun 81 persen pada yang sudah divaksin 3 kali, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat vaksin sama sekali," katanya.

4. Penelitian Masa Inkubasi Omicron

Baca Juga:Kasus COVID-19 Naik Lagi, DKI Jakarta Laporkan Penambahan Terbanyak

Boneka buatan tangan bergambar COVID-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, Nikaragua, pada (27/12/2021). [OSWALDO RIVAS / AFP]
Boneka buatan tangan bergambar COVID-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, Nikaragua, pada (27/12/2021). [OSWALDO RIVAS / AFP]

Penelitian Center For Disease Control (CDC) Amerika Serikat 31 Desember 2021 menunjukkan bahwa median antara paparan varian Omicron dan timbulnya gejala adalah tiga hari.

Soal pendeknya masa inkubasi Omicron ini juga sejalan dengan analisa UK Health Security Agency di Inggris.

Data sebelumnya menunjukkan bahwa masa inkubasi varian Alfa adalah 5 hari dan varian Delta 4 hari, jadi masa inkubasi Omicron memang lebih cepat.

Berdasarkan pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa Omicron tidak memiliki tingkat urgensi dibanding varian Delta. Namun meski demikian, varian ini juga merugikan karena mudah menular.

Baca Juga:5 Gejala setelah Vaksin Sinovac

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini