Lalu ia melanjutkan bahwa mereka yang sudah mendapat vaksinasi dosis ke tiga atau booster vaksin punya risiko 57 persen lebih rendah untuk menunjukkan gejala-gejala sesudah terinfeksi Omicron.
2. Penelitian Kanada

Dikonfirmasi rendahnya angka masuk rumah sakit yaitu (0.3 persen) dan juga angka fatalitas (kurang dari 0.1 persen) pada varian Omicron.
"Tentu saja kalau jumlah kasus banyak sekali maka walaupun persentase relatifnya rendah tapi angka mutlak bisa jadi cukup menimbulkan masalah pula."
Baca Juga:Kasus COVID-19 Naik Lagi, DKI Jakarta Laporkan Penambahan Terbanyak
3. Penelitian The United Kingdom Health Security Agency
![Boneka buatan tangan bergambar COVID-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, Nikaragua, pada (27/12/2021). [OSWALDO RIVAS / AFP]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/12/28/48759-boneka-buatan-tangan-berbentuk-covid-19-varian-omicron.jpg)
UK Health Security menyampaikan 2 hasil penelitiannya. "Orang yang terinfeksi Omicron punya risiko 50 persen lebih rendah untuk dirawat di RS dibandingkan varian Delta," katanya pada Senin 10 Januari 2021.
Di sisi lain hasil penelitian kedua menyebutkan bahwa masyarakat yang divaksin 2 kali makin berisiko rendah.
"Risiko masuk rumah sakit jadi turun 65 persen pada mereka yang sudah divaksin dua kali. Dan turun 81 persen pada yang sudah divaksin 3 kali, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat vaksin sama sekali," katanya.
4. Penelitian Masa Inkubasi Omicron
Baca Juga:5 Gejala setelah Vaksin Sinovac
![Boneka buatan tangan bergambar COVID-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, Nikaragua, pada (27/12/2021). [OSWALDO RIVAS / AFP]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/12/28/97758-boneka-buatan-tangan-berbentuk-covid-19-varian-omicron.jpg)
Penelitian Center For Disease Control (CDC) Amerika Serikat 31 Desember 2021 menunjukkan bahwa median antara paparan varian Omicron dan timbulnya gejala adalah tiga hari.