Sempat Viral dan Banjir Kritik, Simak Filosofi Dibalik Tugu Pamulang Baru

Pemenang sayembara desain Tugu Pamulang sengaja meletakkan unsur kekuatan karakter historikal, religiusitas dan modern.

Hairul Alwan
Senin, 10 Januari 2022 | 01:15 WIB
Sempat Viral dan Banjir Kritik, Simak Filosofi Dibalik Tugu Pamulang Baru
Warga melintas di sekitar Tugu Pamulang, Tangsel, Minggu (9/1/2022). [IST]

SuaraBanten.id - Tugu Pamulang yang diresmikan Gubernur Banten Wahdin Halim diklaim bakal menjadi ikon dan mempunyai banyak filosofi.

Sebelum dibangun baru, bentuk Tugu Pamulang lama sempat viral dan banjir kritik dari berbagai kalangan.

Saat ini, Tugu Pamulang berdiri di atas dasar yang berbentuk piramida segi enam terpancang dengan gagah nan elegan.

Pemenang sayembara desain Tugu Pamulang yang diketuai oleh Dedi Kurniadi dengan anggota Oma Marta Wijaya sengaja meletakkan unsur kekuatan karakter historikal, religiusitas dan modern di dalam desain perencanaan pembangunan Tugu Pamulang itu.

Baca Juga:Simak! Kronologi Buruh Terobos Ruang Kerja Gubernur Banten Hingga WH Cabut Laporan

Plt Kadis PUPR Provinsi Banten Arlan Marzan mengungkapkan, Tugu Pamulang yang baru saja diremikan mencerminkan identitas masyarakat Banten secara utuh, termasuk juga masyarakat Kota Tangsel.

"Desain karya yang menjadi pemenang harus  mencerminkan identitas masyarakat Banten baik dari sisi religius, sejarah, budaya dan pariwisata yang ada di Kota Tangsel dan Banten," katanya, Sabtu (8/1/2022).

Kata dia, Tugu Pamulang mengadopsi bentuk menara Masjid Agung Banten yang berada di kawasan Kesultanan Banten Lama. Dalam proses pembuatannya, ada empat komposisi bentuk yang terdapat pada Tugu Pamulang, bentuk dasar (base), pilar dan panel, kepala (capital) serta mahkota.

Komponen dasar berbentuk piramida segi enam terpancung. Komponen ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan ketegasan visual pada komponen yang berada di atasnya.

Komponen dasar ini dibentuk dengan menggunakan artistik ornamen langkan. Sebuah ornamen yang biasa digunakan sebagai penghias pagar rumah khas adat Betawi.

Baca Juga:Konflik Gubernur Banten Vs Buruh Berakhir, Wahidin Halim Cabut Laporan

"Dasar pondasi filosofis Tugu Pamulang sebelumnya itu sebenarnya sudah ada, namun kurang mempunyai karakter serta tidak mempunyai ketegasan filosofi, sehingga banyak penafsiran liar yang muncul di masyarakat," kata pemenang Sayembara Oma Marta Wijaya.

Sedangkan pada bagian pilar dan panel merupakan adaptasi dari bentuk layar dan haluan perahu pada bentuk tiang dan tapak. Pada setiap tiang pilarnya, terdapat empat jenis ornamen yang masing-masing mempunyai filosofi.

Ornamen pertama yang terletak tepat di atas tapak merupakan bentuk adaptasi dari dasar pilar menara di Banten Lama.

Ornamen selanjutnya berbentuk Tumpal yang mengandung makna penolak bala dan harmonisasi. Lalu ada juga ornamen Mandalika yang mengandung makna bijaksana, kuat, lembut dan rendah hati.

"Dari ornamen-ornamen itu diharapkan dapat membawa nilai positif kepada siapapun yang melihatnya, sehingga menjadikannya sosok yang bijaksana dan mempunyai pendirian yang kuat," ujarnya.

Sementara untuk pilar paling atas, terdapat ornamen bunga melati yang mengandung makna open minded, inklusif dan menarik. Ini sejalan dengan karakter masyarakat Tangsel yang terbuka serta tidak antipati.

Secara keseluruhan, jumlah tiang pilar Tugu Pamulang ada enam buah, yang melambangkan rukun iman. Karenanya, diharapkan enam tiang pilar keimanan manusia bisa berdiri kokoh dengan perpaduan nilai-nilai positif, hingga sampai pada puncak pengabdian manusia yang paripurna kepada Sang Maha Kuasa.

Pada bagian puncak Tugu itu juga terdapat lima baris ombak yang melambangkan lima rukun islam. Lalu gigi balang yang melambangkan semangat juang, energi positif, persistensi dan sinergi.

Sedangkan untuk lambang enam kitab bermakna enam perawi hadist yang termashyur kesahihannya seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmizi, Sunan An-Nasai, serta Sunan Ibnu Majah.

Terakhir, inti puncak Tugu Pamulang berupa mahkota dengan tongkat kecil yang menjulang ke atas melambangkan ketakwaan yang menjulang ke atas yang bermakna ketauhidan.

"Jika dilihat visual secara keseluruhannya, Tugu Pamulang ini menyerupai sebuah pensil atau kalah dengan makna filosofi akan menjadi inspirasi bagi siapapun," tutupnya.

Diketahui, Tugu Pamulang yang berdiri di antara Provinsi Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pembangunan Tugu Pamulang dianggarkan dari APBD Provinsi Banten tahun 2021 sebesar Rp700 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini