
Pacaran beda agama merupakan pengalaman yang banyak dirasakan pasangan di Indonesia. Salah satunya Della Dartyan sebagai pemeran utama Mentari di film Akhirat: A Love Story.
Meski pernah mengalami cinta beda agama selama 6 tahun, Della justru merasa kesulitan memerankan sosok Mentari yang hampir mirip dengannya. Tak hanya soal pacaran beda agama, Della juga pernah belajar melukis seperti profesi Mentari sebagai ilustrator di film. Della dan 'Mentari' juga sama-sama anak tunggal.
5. Film Kedua Della Dartyan dan Adipati Dolken

Della Dartyan dan Adipati Dolken sebelumnya pernah menjadi lawan main di film Love For Sale 2 (2019). Oleh sebab itu, keduanya mengaku tidak kesulitan membangun chemistry. Apalagi di dunia nyata, Della dan Adipati telah bersahabat selama 6 tahun sehingga chemistry lebih mudah dibangun dengan intensitas diskusi.
Baca Juga:6 Fakta Film Akhirat: A Love Story, Mengusung Genre Romansa - Fantasi
6. Film Pertama BASE Entertainment di Bioskop

BASE Entertainment selaku rumah produksi film Akhirat: A Love Story baru menayangkan dua film selama pandemi COVID-19. Film pertama yakni Guru Guru Gokil tayang di Netflix karena kondisi bioskop yang kala itu belum sepenuhnya beroperasi. BASE Entertainment akhirnya merilis Akhirat: A Love Story di bioskop pada 2 Desember 2021 bersama banyaknya film-film Indonesia yang perlahan bangkit.
Film Akhirat: A Love Story sendiri berkisah tentang Timur (Adipati Dolken) dan Mentari (Della Dartyan) yang menjalin hubungan beda agama. Awalnya hubungan mereka disembunyikan dari keluarga dan rekan-rekan. Namun ketika memutuskan terbuka, keluarga Timur dan Mentari sama-sama tidak setuju dengan perbedaan tersebut.
Suatu waktu, Timur dan Mentari mengalami kecelakaan yang membuat keduanya koma. Kondisi tersebut membuat Timur dan Mentari berada di kehidupan sebelum kematian. Di kehidupan tersebut, mereka tidak dianggap berbeda seperti ketika di dunia.
7. Dapat Bantuan Pemerintah
Baca Juga:Klik di Sini Untuk Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini, 5 Desember 2021

Akhirat: A Love Story diproduksi oleh BASE Entertainment dan Studio Antelope di bawah PT Lingkar Pratama mendapat bantuan pemerintah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Perusahaan tersebut merupakan satu dari 22 penerima bantuan untuk promosi film sebesar Rp1,5 miliar dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak pandemi COVID-19.