Satpol PP Kaget, Penghasilan Manusia Silver di Tangsel Bisa Capai Rp9 Juta Perbulan

Razia manusia silver digelar di beberapa tempat seperti perapatan Muncul, Pamulang, Gaplek, Rempoa-Gintung, Bintaro plaza, Graha Bintaro, dan Alam Sutera.

Hairul Alwan
Rabu, 29 September 2021 | 16:23 WIB
Satpol PP Kaget, Penghasilan Manusia Silver di Tangsel Bisa Capai Rp9 Juta Perbulan
Belasan manusia silver terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy Hikmatullah]

SuaraBanten.id - Satpol PP Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merazia pengemis manusia silver di wilayah Tangsel, Selasa (28/9/2021).

Razia manusia silver digelar di beberapa tempat seperti perapatan Muncul, Pamulang, Gaplek, Rempoa-Gintung, Bintaro plaza, Graha Bintaro, dan Alam Sutera.

Kepala Seksi Penegak Perundang-undangan Satpol PP Tangsel, Muksin Al-Fachry mengaku terkejut saat mengetahui penghasilan manusia silver tersebut setiap harinya.

Berdasarkan keterangan manusia silver yang terjaring, dalam sehari saja, pengemis manusia silver itu bisa mengantongi Rp80 ribu sampai Rp300 ribu per orang. Dengan penghasilan segitu, dalam sebulan para manusia silver itu bisa mencapai Rp2 juta sampai Rp9 juta.

Baca Juga:Gak Kuat Bayar Setoran, Sopir Angkot Ini Jadi Manusia Silver di Tangsel, Modal Rp 20 Ribu

“Pendapatan sehari 80.000 sampai dengan 300.000 selama 3 jam setiap harinya jam 3 sore sampe jam 10 malam manusia silver bergerak. Rata-rata mereka bergerak hanya 3 jam,” ungkap Muksin dalam keterangan tertulis kepada BantenNews.co.id, Rabu (29/9/2021).

Kata Muksin, para manusia silver itu mengemis untuk dirinya sendiri, jadi tidak dibagi dengan temannya atau di setor ke bos.

Dalam razianya itu, Satpol PP mengamankan laki-laki dewasa 10 orang dan perempuan dewasa 4 orang, remaja 3 orang dan anak-anak 3 orang.

“Di luar Tangsel semua yang anak-anak. Dewasa laki-laki ber KTP Tangsel 6 orang. Yang luar Tangsel 4 orang,” papar Muksin.

Lanjut Muksin, saat ini para manusia silver yang anak-anak serta ibunya dibawa ke Balai Sosial Melati Bambu Apus, Jakarta Timur. Sementara yang dewasa masih dibina di Dinsos Tangsel.

Baca Juga:Kadinsos Tangsel Ngamuk Tendang Kotak Uang Manusia Silver, Ini Penyebabnya

“Bahan yang digunakan itu adalah sablon baju. Ada kulit yang sensitif dia merasa panas dan ada yang berasa panas. Kalau pemula rata-rata panas katanya adaptasi kulit,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini