Gawat! Ratusan Kecamatan di Banten Terancam Banjir, Banyak di Lebak, Tangerang, Pandeglang

Paling banyak di Lebak.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 15 September 2021 | 22:35 WIB
Gawat! Ratusan Kecamatan di Banten Terancam Banjir, Banyak di Lebak, Tangerang, Pandeglang
Dua kecamatan di Lebak Banten paling parah terdampak banjir di Banten. Dua kecamatan itu adalah Rangkasbitung dan Cibadak. (Bantennews)

SuaraBanten.id - Ratusan kecamatan di Banten terancam banjir. Tepatnya ada 125 kecamatan rawan banjir.

Hal itu berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten.

Mayoritas daerah rawan banjir berada di tiga kabupaten yakni Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Pandeglang.

Untuk rinciannya 125 kecamatan yang rawan bencana banjir itu yakni, Kabupaten Tangerang sebanyak 22 kecamatan, Kabupaten Serang 19 kecamatan, Pandeglang 20 kecamatan, dan Lebak 28 kecamatan.

Baca Juga:Pemuda Inspiratif Banten, Tatang Bisnis Rental Kamera untung Besar saat Pandemi COVID-19

Selanjutnya, untuk di Kota Tangerang sebanyak 13 kecamatan, Kota Cilegon sebanyak 7 kecamatan, Kota Serang 3 kecamatan, dan Kota Tangerang Selatan 13 kecamatan.

“Data yang kami gunakan data kerawanan bencana dari 2015-2020 dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana-red),” ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, Rabu (15/9/2021).

Dijelaskan Nana, seluruh kabupaten/kota di Banten mempunyai potensi banjir. Hanya saja, yang membedakan penyebab dan dampaknya di samping intensitas hujan yang tinggi.

“Kalau di Lebak bisa banjir bandang dan longsor, kalau terjadi hujan di Bogor. Kalau banjir di sungai Ciberang, setelah surut selesai (banjir). Di Tangerang banjir akibat intensitas (hujan) tinggi bisa satu minggu. Penyebabnya lagi-lagi drainase perkotaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nana menilai, penanganan banjir bukan hanya di hilir saja, tetapi juga di hulu.

Baca Juga:Kontroversi Intake Waduk Tirtayasa Banten, BBWSC3: untuk Cadangan Air Musim Kemarau

“Banjir ini harus ditangani dari hulu, bukan cuma di hilir. Kalau dari hilir kita evakuasi, kasih bantuan, buat dapur umum itu saja. Tapi kalau dari hulu, drainasenya dibenerin, sedimentasinya dikeruk, lalu stop pembalakan liar. Jadi kalai ada hujan datang ngga akan banjir,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini