Bahaya Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya Menderita Kelainan Darah Thalassemia

Bupati Lebak Iti Jayabaya positif COVID-19.

Pebriansyah Ariefana
Minggu, 27 Juni 2021 | 09:10 WIB
Bahaya Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya Menderita Kelainan Darah Thalassemia
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menderita penyakit kelainan darah Thalassemia. (Bantennews)

SuaraBanten.id - Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menderita penyakit kelainan darah Thalassemia. Thalassemia termasuk penyakit turunan dan berbahaya.

Dikutip dari halodoc, Thalassemia merupakan kelainan darah yang disebabkan oleh faktor genetik sehingga mengakibatkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal.

Zat besi yang diperoleh tubuh dari makanan seharusnya digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan hemoglobin.

Fungsi hemoglobin dalam sel darah merah sendiri sangat penting, yaitu mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Baca Juga:Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya Positif Covid-19, Pejabat dan Peserta Seminar Ditracking

Orang-orang yang mengidap thalasemia memiliki sedikit kadar hemoglobin yang berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, tingkat oksigen dalam tubuh pengidap pun ikut rendah. Berikut ini beberapa gejala yang dapat dialami jika tubuh kekurangan oksigen:

  • Mudah mengantuk
  • Letih
  • Pingsan
  • Sulit bernapas

Thalassemia merupakan penyakit keturunan. Oleh karena itu, faktor risiko utama dari masalah kesehatan ini adalah mutasi genetik yang diwariskan dalam keluarga.

Seseorang bisa mengidap thalasemia jika salah satu atau kedua orangtua memiliki riwayat penyakit yang sama. Selain itu, ras dan etnis tertentu juga meningkatkan risiko penyakit ini.

Misalnya, kelainan darah ini akan lebih umum dialami oleh orang-orang Asia, Mediterania, dan keturunan Afrika-Amerika.

Mutasi yang terjadi pada DNA yang membuat hemoglobin pembawa oksigen ke seluruh tubuh merupakan penyebab seseorang bisa mengidap thalassemia.

Baca Juga:Terapkan Prokes Sangat Ketat Bupati Lebak Positif Covid-19: Ini Ujian Dari Allah

Penyakit ini terjadi akibat kelainan pada faktor genetik, tetapi penyebab pasti mutasi gen ini bisa terjadi belum diketahui.

Risiko terkena komplikasi thalassemia juga bisa dikurangi dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Beberapa kemungkinan komplikasi thalassemia yang bisa saja terjadi adalah hepatitis, osteoporosis, pubertas yang tertunda, dan gangguan pada ritme jantung.

Gejala thalassemia yang dialami oleh setiap orang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan dan tipe thalassemia yang diidap.

Supaya bisa bekerja dengan normal, hemoglobin memerlukan 2 protein alfa dan 2 protein beta.

Kelainan pada protein alfa dikenal dengan thalassemia alfa dan protein beta adalah thalassemia beta. Jika terjadi banyak mutasi pada material genetika yang membuat hemoglobin, thalassemia yang diidap terbilang parah.

Transfusi darah akan sering dibutuhkan untuk kondisi thalassemia yang parah. Namun, jika mutasi yang terjadi sedikit atau terbatas, maka gejala bisa lebih ringan.

Contoh gejala pengidap thalassemia adalah berat badan yang rendah, mengalami gejala anemia, seperti sesak napas dan mudah lelah, dan sakit kuning.

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memastikan apakah seseorang mengidap thalassemia atau tidak. Dibutuhkan pemeriksaan fisik terkait tanda anemia serta pembesaran organ limpa dan hati. Sementara itu, beberapa pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan adalah:

  • Menghitung sel darah lengkap.
  • Sediaan hapus darah tepi dengan cara melihat gambaran sel darah di bawah mikroskop.
  • Analisis hemoglobin atau protein sel darah merah.
  • Menghitung jumlah zat besi.
  • Pemeriksaan gen atau DNA.

Komplikasi thalassemia yang serius bisa terjadi jika tidak segera mendapat perawatan tepat. Komplikasi yang bisa muncul meliputi pertumbuhan yang terhambat, gagal jantung, kerusakan organ dalam tubuh, dan penyakit hati. Parahnya lagi, kematian dapat terjadi akibat komplikasi thalassemia parah yang tidak ditangani dengan serius.

Thalassemia bisa diobati dengan dua metode perawatan, yaitu transfusi darah tali pusat dan transplantasi sumsum tulang. Namun, metode perawatan ini tidak cocok untuk semua pengidap thalassemia karena justru bisa mengakibatkan terjadinya sejumlah komplikasi.

Transfusi darah secara rutin sangat diperlukan bagi pengidap thalassemia beta. Namun, hal ini bisa berakibat menumpuknya zat besi di dalam tubuh dan menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Perawatan yang bertujuan menyingkirkan zat besi berlebih di dalam tubuh juga bisa dilakukan dengan terapi kelasi.

Untuk mencegah thalassemia pada bayi yang baru lahir, terdapat beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Pasangan yang ingin merencanakan kehamilan perlu menjalani tes darah untuk melihat nilai hemoglobin dan melihat profil sel darah merah di dalam tubuh mereka.
  • Melakukan skrining thalassemia.
  • Konsultasi genetik.
  • Pemeriksaan prenatal.

Bupati Lebak Iti Jayabaya Positif COVID-19 Sakit Kelainan Darah

Kabar sedih datang dari Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Bupati Lebak Iti Jayabaya positif COVID-19. Ditambah Bupati Lebak Iti Jayabaya menderita kelainan darah atau thalassemia.

Penyakit thalassemia ini yang juga membuat Iti Jayabaya tak bisa vaksinasi COVID-19.

Iti mengakui bahwa di rumahnya, hanya dia seorang yang belum menjalani vaksinasi COVID-19 lantaran kelainan darah yakni thalassemia yang dideritanya.

Thalassemia sendiri merupakan kondisi tubuh yang tak mampu memproduksi hemoglobin sehingga mengakibatkan jumlah hemoglobin di dalam tubuh sedikit.

“Itu yang membuat saya tidak bisa mengikuti vaksinasi,” kata Iti.

Iti juga tak lupa terus mengingatkan warga Lebak dan seluruh Indonesia untuk tetap menjaga kesehatan karena COVID-19 merupakan hal yang nyata ada.

“Mungkin ini qadarullah diberikan penyakit ini kepada saya supaya saya juga mengetahui bagaimana penderita COVID-19 dan bagaimana saya selaku pemegang kebijakan di Kabupaten Lebak melakukan upaya penanganan pandemi COVID-19,” ujarnya.

Iti Jayabaya pun mengatakan sebanyak 25 orang positif COVID-19 tertular darinya.

Mereka tinggal bersama Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Bupati Lebak Iti Jayabaya positif COVID-19.

Mereka tertular Bupati Iti anatar lain anak Bupati, anggota keluarga lain hingga asisten pribadi yang menemani Iti dalam menjalankan tugas sebagai orang nomor satu di Kabupaten Lebak.

Informasi tersebut disampaikan Bupati Iti melalui media sosial sang Bupati.

“Hasil tracing yang kontak erat dengan saya terkonfirmasi per tadi malam seluruh yang tinggal bersama saya sebanyak 25 orang positif terpapar COVID-19. Baik itu anak saya, ajudan walpri, Patwal termasuk sopir dan yang membantu di rumah,” kata Iti dengan ekspresi mencoba untuk tetap tegar dalam suasana di ruman untuk menjalani isolasi mandiri, Sabtu (26/6/2021).

Sebelumnya, Bupati Iti juga menjalani sel terapi untuk meningkatkan imun tubuh. Namun pandemi COVID-19 yang terjadi hampir dua tahun belakangan ini membuat proses sel terapi sang Bupati terganggu.

“Sebelum pandemi COVID-19 katika saya berdekatan dengan penderita flu saja bisa terpapar, palagi kondisi sekarang tentunya sangat rawan bagi saya.”

Tugas dan pelayanan kepada masyarakat, lanjut Iti, membuatnya dirinya terus berjuang di tengah pandemi COVID-19.

“Stay save saudara-saudara semua, jaga kesehatan jangan keluar rumah jika tidak penting. Tetap menjaga jarak, emmakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan. Semoga kita bisa menjalani ini semua karena tidak ada ujian di luar batas kemampuan umat-Nya,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Iti dikabarkan terpapar COVID-19.

Ia menyampaikan kondisi dirinya melalui video yang diunggah di media sosial beberapa hari lalu. Banyak netizen mendoakan sang Bupati agar lekas sembuh dan beraktivitas seperti biasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak