SuaraBanten.id - Setelah sebelumnya orangtua siswa di Kota Tangerang mengeluhkan PPDB online SMA eror. Kini orangtua siswa di Tangsel atau Tangerang Selatan keluhkan PPDB Online SMA.
Orangtua siswa di Tangsel keluhkan PPDB online sejak hari pertama dibuka. Orangtua siswa datangi sekolah yang dituju anaknya. Menyiasati website PPDB online SMA eror pihak sekolah siapkan situs sendiri untuk menghimpun pendaftar.
Salah satu orang tua siswa, Yulia Maroe menceritakan keluhannya berawal sejak pembukaan PPDB online SMA se-Banten pada Senin (21/6/2021) pukul 00.30 WIB
"Iyah jadi, pendaftaran ppdb itu, sejak dibuka tanggal 21 junir 2021, pukul 00.30 WIB, anak aku tuh mencoba mendaftar membuka websitenya kemudian melakukan pendaftaran tapi selalu eror, itu dilakukan sejak menit pertama lah ibaratnya," ujar Yulia saat dikonfirmasi, Rabu (26/6/2021).
Baca Juga:Terima Ajakan ke Gereja Hingga Tantang Allah, Kakak Alyssa Soebandono Murtad
Setelah memakan waktu dua hari dari pendafataran, Yulia mengatakan bahwa anaknya berhasil mendaftar di situs PPDB, Selasa (22/6). Namun hanya sampai proses mengunggah profil.
"Kemudian terus mencoba-mencoba dan akhirnya, kemarin (Selasa) itu berhasil menginput profilnya. Tetapi pilihan sekolahnnya belum, artinya kasusnya tinggal verifikasi data," katanya.
Berdasarkan kejadian itu, dirinya akhirnya memutuskan untuk mendatangi sekolah yang diinginkan anaknnya yakni SMA 5 Tangerang Selatan.
"Ternyata sudah tadi tuh saya pagi sampai siang, udah ratusan orangtua murid yang akhirnya menyambangi. Karena sudah bingung," katanya.
Setelah mendapatkan keluhan dari para orang tua siswa. Akhirnya pihak sekolah berinsiatif untuk membuka situs sendiri, Guna memudahkan proses pendaftaran di sekolah tersebut.
Baca Juga:Astagfirullah! Tenggak Miras Diiringi Musik Religi Sampai Becanda Sebut Nabi Muhammad
"Pihak sekolah, berinsiatif membuka situs sendiri untuk melakukan pendaftaran. Jadi minta kami semua, untuk melakukan pedaftaran juga, tetapi dibantu oleh pihak sekolah. Untuk nantinya menginput ke banten data kita," katanya.
Dirinya juga mengaku telah menyiapkan berkas-berkas untuk pendaftaran perserta didik baru tahun 2021. Mulai dari akte hingga nilai rata-rata rapot.
"Ada kartu keluarga, surat keterangan lulus, KTP, orang tua, nilai rata-rata rapot, akte kelahiran dan lokasinya. Jadi kita google map untuk memberikan jarak dari rumah ke sekolah. Jadi tentukan jarak harus di print juga," tuturnya.
Yulia menilai dengan berkas-berkas dan syarat yang dirinya siapkan, seharusnya anaknya dapat diterima di sekolah yang diinginkannya.
Dirinya berharap kedepannya, pihak dinas pendidikan mampu mengantisipasi agar tidak terjadi lagi hal serupa atau memberikan solusi agar tidak menimbulkan kepanikan.
"Menurut ku, harus IT dulu yang dirapihin, karena dalam satu link, ada ribuan orang yang masuk. Seharusnya (pemerintah) bisa mengantisipasi. (Sebab) baru pukul 00.30 kok sudah eror. Kemudian pengumunan lebih lanjut, dari webnya sendiri 'bahwa ini ada error' jadi apa pengumuman yang bisa menenangkan," katanya.
"Kemudian dari sisi dokumen kami tidak ada yang salah, kemudian sisi zonasi harusnya masuk karena dibawah satu kilo. Jadi memang, kalau memang engga masuk karena sistem. 'Ya udah kecewa saja, terpaksa swasta," tutupnya.
Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim