Mantan Terpidana Teroris Ungkap Ciri Fisik dan Pemikiran Terduga Teroris

"Teroris bisa berpenampilan ganti-ganti, yang signifikan membedakan itu ketidaksukaan terhadap penguasa yang tidak memberlakukan syariat Islam menyeluruh," ungkap Ali Imron.

Hairul Alwan
Kamis, 01 April 2021 | 08:05 WIB
Mantan Terpidana Teroris Ungkap Ciri Fisik dan Pemikiran Terduga Teroris
Viral Video Lawas Eks Bomber Bali Ali Imron (Instagram/Indonesiavoice_).

Berdasarkan pengalaman Ali Imron, tak butuh waktu lama untuk meyakinkan seseorang bisa bergabung dalam kelompok terorisme.

"Tidak lama meyakinkan orang, bisa memprovokasi sampai siap bunuh diri itu 2 jam. Tapi sampai sekarang saya belum merekrut terus suruh bunuh diri dan Insya Allah gak akan. Jangan diartikan ini seperti bujuk anak pakai permen. Orang yang ikut ke jaringan ini masyoritas sudah punya basic. Mayoritas dari pesantren karena punya basic jihad, tinggal dipoles," ujarnya di tampilan Video Kompas TV 2019 lalu yang kembali dibagikan pengguna instagram dikutip dari Terkini.id.

Video tersebut salah satunya dibagikan akun instagram @indonesiavoice_, Rabu (31/3/2021). Dalam video itu tampak Ali Imron berbincang dengan Rosianna Silalahi selaku pembawa acara.

Ali Imron memulai pembicaraannya terkait angin segar bagi kelompok radikalisme saat masyarakakat menyalahkan kepolisian yang dianggap tidak profesional.

"Kalau buat teroris itu ruang, angin, kesempatan mereka dan menggembirakan karena setiap ada komentar ‘ini kedzoliman polisi kalau ada teroris’, nanti teroris kipas-kipas begini karena dibantu media atau komentator," ujar Ali Imron.

Baca Juga:Denny Siregar Ajak Pajang Foto Teroris: Jangan Lupa Bisikkan "Mamposss.."

Padahal, kata Ali, untuk memerangi pemikiran radikalisme yang ada pada otak teroris dibutuhkan kerja sama antar elemen masyarakat.

Menurutnya, salah satu caranya yakni dengan edukasi agar masyarakat mengetahui fakta di balik pemikiran radikalisme yang ada sehingga sama-sama terlibat dalam upaya pencegahan.

"Bagi saya yang ingin mencegah teror, saya kecewa. Ketika masyarakat tidak tahu fakta tentang terorisme itu sulit kami ajak bersama deradikalisasi. Fakta saja gak tau bagaimana mau diajak deradikalisasi," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini