Berdayakan Warga Setempat, Kerajinan Keset di Lebak Bertahan Kala Pandemi

"Kami memberdayakan tenaga kerja lokal itu sebanyak 40 orang dan kebanyakan emak-emak," kata Sugandi.

M Nurhadi
Sabtu, 26 Desember 2020 | 13:02 WIB
Berdayakan Warga Setempat, Kerajinan Keset di Lebak Bertahan Kala Pandemi
Perajin keset kaki di Kabupaten Lebak, Banten dapat menciptakan tenaga kerja lokal sehingga menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu. (Antara)

SuaraBanten.id - Sugandi nampak tengah memberikan arahan saat media mendatangi rumahnya. Tidak hanya mengarahkan, bahkan sesekali ia juga turut bergabung dengan perajin lain untuk membuat keset.

Tak hanya sekedar membantu masyarakat sekitar, sosok pentolan perajin keset kaki di Kabupaten Lebak, Banten itu juga menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal sehingga menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kami memberdayakan tenaga kerja lokal itu sebanyak 40 orang dan kebanyakan emak-emak," kata Sugandi, seorang perajin keset kaki di Desa Cilangkap, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Jumat (25/12/2020).

Keset kaki karya desa itu tidak hanya dijual di Kabupaten Lebak saja, melainkan sudah mencapai berbagai daerah di Jawa dan Sumatera.

Baca Juga:Jelang Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Kota Batam Semakin Membaik

Pandemi memang membuat hampir semua sektor merasakan dampaknya. Tidak terkecuali usaha keset kaki.

Sebelum pandemi. sebut Sugandi, permintaan pasar relatif memang sedikit. Biasanya bisa menjual hingga sekitar 500 kodi/bulan, namun kini jumlah tersebut menurun drastis hingga 50 persen atau hanya 250 kodi/bulan.

Kendati demikian, Sugandi mengaku, akan tetap bertahan demi para tenaga kerja lokal agar memiliki penghasilan ekonomi, mengingat masyarakat di desanya itu kebanyakan pekerja serabutan, terutama sebagai buruh tani.

Ia melanjutkan saat ini keset kaki dijual Rp120 ribu/kodi sehingga omzet pendapatan di tengah pandemi COVID-19 mencapai Rp30 juta dari sebelumnya Rp60 juta/bulan.

"Kami berharap usaha kerajinan bisa bertahan di tengah COVID-19," ujar Sugandi, melansir Antara.

Baca Juga:Kondisi Terkini Ashanti Usai Dikabarkan Positif Covid-19

Keset kaki produksinya memanfaatkan limbah kain konveksi dari Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang.

Ia telah merintis kerajinan keset tersebut sejak tahun 2019 dan hingga kini mampu menyumbangkan pendapatan ekonomi warga setempat dengan rata-rata penghasilan sekitar Rp500 ribu sampai Rp600 ribu/bulan per orang melalui sistem pengupahan borongan.

"Kami mengapresiasi bantuan peralatan dari pemerintah daerah sehingga usaha kerajinan keset kaki ini bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19," katanya.

Salah seorang pekerja bernama Janah (60) mengaku sangat terbantu dengan adanya produksi keset kaki di desanya.

"Kami setiap hari merajut kain-kain limbah itu menjadi produksi keset kaki," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Rahmat sebelumnya mengatakan, pemerintah daerah mendorong pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19. Hal ini bertujuan agar mampu berkontribusi pada perekonomian masyarakat.

"Kami secara bertahap setiap tahun memberikan bantuan kepada pelaku IKM agar usaha mereka tumbuh dan berkembang hingga menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini