Banten Masuk ke Zona Merah COVID-19, Inilah Penyebabnya

Salah satu faktor naiknya kasus adalah warga tidak memiliki empati, semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan COVID-19.

RR Ukirsari Manggalani
Selasa, 01 Desember 2020 | 08:48 WIB
Banten Masuk ke Zona Merah COVID-19, Inilah Penyebabnya
Ilustrasi penyebaran Covid-19 (Elements Envato)

SuaraBanten.id - Tiga wilayah di Provinsi Banten, yaitu Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan atau Tangsel, dan Kabupaten Serang menjadi zona merah penyebaran COVID-19.

Dikutip dari Banten News, mitra SuaraBanten.id, tiga wilayah ini menyusul Kota Cilegon yang masuk ke zona merah beberapa saat lalu. Sementara empat wilayah lainnya: Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang berada di zona oranye atau tingkat penyebaran sedang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, dr. Ati Pramudji Hastuti mengungkapkan ada beberapa faktor yang membuat Banten kembali masuk ke zona merah.

"Ada empat hal yang menyebabkan kenaikan kasus. Pertama, masyarakat belum berdisiplin mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Hal ini diperburuk perilaku masyarakat yang berkerumun sehingga meningkatkan resiko penularan," paparnya, Senin (30/11/2020).

Baca Juga:APBD 2021 Banten Senilai Rp 16,15 Triliun Disahkan, Ini Rinciannya

"Kedua, semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan COVID-19. Seperti tak memiliki empati, padahal telah ada banyak korban kasus COVID-19. Sampai-sampai ruang isolasi dan ICU COVID-19 rumah sakit dan tempat karantinapun sudah penuh," lanjut dr. Ati Pramudji Hastuti.

Ketiga adalah mobilitas penduduk yang masif. Terutama di masa libur panjang cuti bersama.

Dan hal keempat yang membuat Banten masuk zona merah lagi adalah ketakutan masyarakat untuk melakukan tes Corona ketika sudah memiliki gejala terjangkit COVID-19. Padahal, jika masyarakat dites dan positif, akan dilakukan isolasi dan mencegah penularan kepada orang lain.

"Jadi kami mengimbau agar masyarakat betul-betul bisa bekerja sama dengan pemerintah karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri karena kita membutuhkan kolaborasi bersama dengan masyarakat untuk dapat menekan angka penularan," pinta dr. Ati Pramudji Hastuti.

"Jangan sia-siakan pengorbanan para tenaga kesehatan yang selalu berjibaku menolong dan merawat untuk menyelamatkan para penderita COVID-19," tegasnya.

Baca Juga:Best 5 Oto: Ada Honda CBR1000RR-R Fireblade, Nikita Mirzani - Ussy Motoran

Berdasarkan data Dinkes Provinsi Banten, kasus konfirmasi (KK) COVID-19 se-Provinsi Banten saat ini jumlahnya mencapai 13.339 kasus dengan 2.021 pasien masih dirawat, 10 ribu orang dinyatakan sembuh dan 395 orang lagi dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan untuk Kasus Probable (KP) jumlahnya mencapai 49 KP dengan 11 orang masih dirawat sementara 38 lagi meninggal.

Untuk kasus suspek (KS) sendiri jumlahnya mencapai 25.389 kasus, dengan 2.046 masih dirawat sementara 23.343 discharded.

Selanjutnya untuk Kontak Erat (KE) jumlahnya mencapai 37.408 KE, dengan 4.505 kasus masih dikarantina, 15 kasus mangkir dari pemantauan dan 32.888 discharded.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini