Cerita Haji Maki Klaim Dapat Amanah Simpan Rambut Peninggalan Rasulullah

Selain rambut, Haji Maki juga mengklaim beberapa peninggalan Rasulullah Muhammad SAW lainnya.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 26 November 2020 | 19:22 WIB
Cerita Haji Maki Klaim Dapat Amanah Simpan Rambut Peninggalan Rasulullah
Ahmad Mutawali Al Maki, warga Pandeglang simpan darah Nabi Muhammad di rumahnya. (Bantennews)

SuaraBanten.id - Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Jannah, Ahmad Mutawali Al Maki merupakan satu dari sekian banyak orang paling beruntung di dunia ini setelah mendapatkan amanah untuk menyimpan enam benda peninggalan Nabi Muhammad SAW. Keberuntungan itu tak lepas dari kecintaannya kepada Rasulullah.

Artefak yang diterima Haji Maki atau Haji Mumu, panggilan akrab Ahmad Mutawali Al Maki, antara lain berupa rambut Rasullulah, darah Rasulullah dari sisa bekam, benang-benang dari selimut Rasulullah, tanah Makbaror atau tanah yang berasal dari rumah Rasulullah, batu sijil atau batu yang dibawa burung Ababil serta batu Kabah dari.

Benda peninggalan Nabi Muhammad SAW itu diamanahkan kepadanya dari Profesor Abdul Manang Embong pemilik Galeri Warisan MAR di Malaysia.

"Alhamdulillah saya termasuk orang yang paling beruntung mendapatkan amanah ini. Awalnya itu kita mengisi acara sholawat di Banten Lama di acara pameran artefak Nabi Muhammad SAW di Museum Purbakala Banten Lama," ungkap Haji Maki mengawali perbincangannya dengan SuaraBanten.id di kediamannya, Kamis (26/11/2020).

Baca Juga:Simpan Rambut Rasulullah, Haji Maki: Silakan Datang, Lepas Rindu ke Nabi

Haji Maki mengaku awalnya tidak pernah bertemu dan juga tidak mengenal sosok Abdul Manang. Ia dipertemukan di acara pameran artefak benda peninggalan nabi Muhammad pada tanggal 18 Februari 2020 sebanyak dua kali selama kegiatan itu berlangsung. Diketahui acara tersebut dibuka langsung oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

Dalam pertemuan itu, Haji Maki sempat memberikan saran kepada Abdul Manang. Kata dia baiknya jika melihat artefak Nabi Muhammad harus diiringi membaca sholawat. Abdul Manang Embong pun langsung menerima sarannya, dari pertemuan itu muncul seperti ada kecocokan.

"Wasilahnya setelah saya memberikan saran atau masukan saat itu, alangkah baiknya kalau (melihat) artefak Baginda Rasulullah ada yang membaca salawat. Akhirnya beliau menerima. Ya berarti kan sekali ketemu (ada kecocokan atau tidak) juga kurang tahu ada apanya begitu. Setelah kejadian itu kita bertemu sebanyak dua kali," katanya.

Dititipkan Amanah

Benda peninggalan Nabi Muhammad SAW diserahkan Abdul Manang setelah penutupan acara pameran.

Baca Juga:Selain Darah, Haji Maki Simpan Rambut Hingga Benang Selimut Nabi Muhammad

Hal itu bermula saat Abdul Manang menawarkan kepada Haji Maki untuk dititipkan sesuatu benda di dalam kotak. Saat itu, ia menyarankan untuk tidak dibuka hingga sampai ke rumahnya. Ia pun diberitahu cara menjaga benda tersebut.

"Setelah itu saya dan Profesor Abdul Manang Embong atau saya panggil ayah karena saya diangkat anak oleh beliau. Kata beliau mau gak diamanahkan sesuatu, saat itu waktu penutupan. Saya bilang, Insya Allah saya siap. Kata beliau ya sudah tunggu Jam 21.00 WIB. Alhamdulillah saya dikasih kotak sama ayah, dia bilang jangan dibuka (sebelum) sampai ke rumah,"ungkapnya.

Begitu dibuka, Haji Maki begitu bahagia. Benda peninggalan Nabi Muhammad SAW ada di hadapannya. Haji Maki mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum mendapatkan amanah benda-benda peninggalan Rasulullah.

Hanya saja, ia mengaku terus memperbanyak membaca salawat saat pameran artefak Nabi Muhammad SAW tersebut berlangsung.

"Kalau firasat sama sekali gak ada. Jangan orang gak bener, orang benar saja pengen kaya begini (artefak peninggalan nabi Muhammad). Saya sama sekali gak ada firasat. Cuman hati kecil itu saat itu mengatakan seperti ini, Sultan Hasanuddin jasad sudah meninggal, tetapi secara ruh beliau masih ada, beliau Sultan Hasanuddin ingin menyambut kedatangan kedatangan Baginda Rasulullah, mungkin saat itu yang saya rasakan. Saat itu saya baca salawat terus," katanya.

Peninggalan Rasulullah SAW salah satunya berupa darah Nabi Muhammad yang tersimpan di Pandeglang. [Bantennews.co.id]
Peninggalan Rasulullah Nabi Muhammad di Pandeglang. [Bantennews.co.id]

Didatangi Banyak Orang

Haji Maki menceritakan jika ayah angkatnya mengaku sudah 7 tahun berkeliling ke berbagai negara untuk mencari orang yang pas menyimpan benda tersebut. Namun setelah pertemuan itu, Abdul Manang seolah-olah menemukan orang tepat untuk menyimpan barang itu.

Setelah diamanahkan menjaga artefak Nabi Muhammad, Haji Maki mengaku mendapatkan banyak pengalaman termasuk kedatangan orang-orang aneh. Keanehan itu lanjutnya, banyak orang yang datang dari berbagai daerah dengan menempuh jarak ribuan kilometer.

"Alhamdulillah pengalaman itu sangat banyak sekali, banyak orang-orang aneh lah. Ada yang berjalan hingga 50 ribu kilometer dari Kalimantan ke sini. Ada juga orang yang sudah mencari selama delapan bulan lalu datang ke sini. Katanya di sini ada salah satu peninggalan Baginda Rasulullah dan beliau tadi menemukan jawaban disini," bebernya.

Menurutnya, keberadaan benda peninggalan Nabi Muhammad SAW selain yang dipegang olehnya, ada juga dimiliki orang lain, baik yang sudah terekspose maupun kurang terekspose.

Keaslian Artefak

Saat ditanya soal keaslian artefak Nabi Muhammad, Haji Maki menguatkan, selain diberikan beberapa lembar sertifikat sebagai pendukung keabsahan dari benda-benda artefak tersebut, yaitu berupa sertifikat yang dikeluarkan museum Dinar yang berada di Makkah, uji sanad, test DNA, uji umur dan uji karbon untuk menelusuri sumber asal benda tersebut.

Haji Maki menyebut artefak itu sudah beberapa kali di pamerkan di Indonesia. Baik di Banten Lama, Banjar Kalimantan dan Jawa Timur. Pemberi benda itu adalah Profesor Abdul Manang Embong yang dianggap sudah teruji secara keilmuan, sehingga menambah keyakinannya jika benda itu asli.

"Itu yang mendukung saya untuk menyakini jika benda ini asli. Bahkan Profesor Abdul Manang Embong mengatakan siap ke pengadilan jika barang saya ini palsu," tegasnya.

Tidak ada aturan khusus untuk melihat artefak ini, namun harus menjaga adab selayaknya bertemu dengan Nabi Muhammad. Terutama dalam keadaan suci dan tidak berhenti membaca salawat.

"Bukan aturan tapi saya bahasanya adab. Adabnya itu kita selayaknya bertemu dengan Baginda kita harus suci, yaitu kita harus berwudhu menjaga adab kita dan tidak berhenti membaca salawat,"katanya.

Sejak diamanahkan benda itu, awalnya Haji Maki mengaku takut untuk melakukan mengekspose. Khawatir dianggap sombong dan menimbulkan perspektif yang berbeda masyarakat luas. Kendati begitu, adanya peran pers diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Nabi Muhammad SAW.

Keberkahan Nabi

Di sisi lain, Haji Maki juga mendapatkan pesan dari Abdul Manang untuk menyebarluaskan keberadaan benda tersebut agar warga Indonesia dan khususnya Banten, supaya tidak bersusah payah mencari keberkahan Nabi Muhammad SAW. Cukup datang ke Pondok Pesantren.

Haji Maki membuka untuk umum dalam satu bulan sebanyak satu kali, di malam minggu tiap akhir bulan. Atau bisa juga datang pada malam Minggu (28/11/2020) besok yang akan datang, sebab hari siang harinya ada kegiatan para Santri, disusul malam harinya kegiatan istighosah dan mempersilahkan warga yang hendak melihat artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW.

Warga memasang tenda untuk kegiatan para santri Ponpes Miftahul Jannah dalam acara istighosah sekaligus untuk memberikan kesempatan warga melihat artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW, Kamis (26/11/2020). [Suara.com/Saepulloh]
Warga memasang tenda untuk kegiatan para santri Ponpes Miftahul Jannah dalam acara istighosah sekaligus untuk memberikan kesempatan warga melihat artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW, Kamis (26/11/2020). [Suara.com/Saepulloh]

Bagi warga yang hendak datang bisa langsung datang ke Ponpes Miftahul Jannah atau kediaman Haji Maki di Kampung Keboncau, Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang.

Namun tidak diperkenankan untuk memegang langsung untuk menjaga hal yang tidak tak diinginkan. Haji Maki berharap keberadaan artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW tersebut harus di jaga dari generasi ke generasi.

Kontributor : Saepulloh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak