Jurnalis Suara.com Diseret dan Ditendang Aparat Saat Liput Demo Omnibus Law

Karena melihat Peter tengah merekam aksi para polisi menganiaya peserta aksi dari kalangan mahasiswa, tiba-tiba seorang aparat berpakaian sipil serba hitam menghampirinya.

M Nurhadi
Kamis, 08 Oktober 2020 | 22:24 WIB
Jurnalis Suara.com Diseret dan Ditendang Aparat Saat Liput Demo Omnibus Law
Massa pelajar penolak Omnibus Law bentrok dengan aparat di kawasan Patung Kuda. (Suara.com/M Yasir)

SuaraBanten.id - Aparat kepolisian melakukan tindakan kekerasan terhadap seorang jurnalis Suara.com, Peter Rotti. Saat kejadian, Peter sedang meliput aksi unjuk rasa penolakan Omnimbus Law Undang-undang Cipta Kerja di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (8/10/2020), sekitar pukul 18.00 WIB, ketika Peter merekam video aksi sejumlah aparat kepolisian yang mengeroyok seorang peserta aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia.

Saat itu, peter bersama dengan seorang rekannya yakni Adit Rianto S yang melakukan live report via akun YouTube peristiwa aksi unjuk rasa penolakan Omnimbus Law.

Karena melihat Peter tengah merekam aksi para polisi menganiaya peserta aksi dari kalangan mahasiswa, tiba-tiba seorang aparat berpakaian sipil serba hitam menghampirinya.

Baca Juga:Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya dan Malang Panas, 200 Orang Ditangkap

Tidak hanya itu, enam orang aparat kepolisian yang belakangan diketahui anggota Brimob itu mendatangi Peter. Mereka meminta kamera Peter, namun ia menolak sambil menjelaskan bahwa dirinya jurnalis yang sedang meliput.

Namun, para polisi memaksa dan merampas kamera Peter. Seorang dari polisi itu sempat meminta memori kamera. Peter menolak dan menawarkan akan menghapus video aksi kekerasan aparat polisi terhadap seorang peserta aksi.

Para polisi iitu bersikukuh dan merampas kamera jurnalis video Suara.com. Bahkan, Peter diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi tersebut.

"Saya sudah jelaskan kalau saya waratawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," kata Peter melalui sambungan telepon.

Usai merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil polisi. Namun kameranya dikembalikan kepada Peter

Baca Juga:Paramedis di Jakarta Ditembaki Gas Air Mata dan Dilarang Tolong Demonstran

"Kamera saya akhirnya kembalikan, tetapi memorinya diambil sama mereka," ujarnya.

Saat ini, Peter dalam kondisi memar di bagian muka dan tangannya akibat penganiayaan aparat kepolisian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini