Penyegelan gawang lapangan itu juga diapresiasi oleh warga sekitar. Salah satunya pemuda bernama Dimas.
"Setuju, setuju aja sih. Mungkin biar enggak ada kerumunan," katanya saat ditemui di lapangan, Senin (21/9/2020).
Meski demikian, Dimas berpendapat, penutupan fasilitas olahraga itu harus dilakukan secara merata. Tak hanya sepak bola, tapi sejumlah komunitas yang berpotensi kerumunan harusnya juga dihentikan.
"Kalau untuk kompetisi itu disegel, kita ngikut pemerintah aja sesuai aturan. Tapi harus merata, jangan cuma sepak bola, rombongan sepeda juga karena menimbulkan kerumunan," katanya.
Baca Juga:Viral Video Wanita Tak Bermasker Dihukum Skot Jam, Netizen Marahi Satpol PP
"Jangan tebang pilih! Bola enggak boleh, olahraga yang lain juga enggak boleh," imbuhnya.
Ditemui terpisah, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Setu Irfan Alamsyah menyayangkan aksi penyegelan lapangan sepak bola yang dilakukan Satpol-PP Kota Tangerang Selatan itu.
Padahal, kata dia, di luar negeri kompetisi masih berjalan dan diperbolehkan dengan syarat para penonton dan pemain cadangan pun diwajibkan memakai masker
"Hari ini, orang berolahraga saja dilarang yang betul-betul dia untuk menyegarkan tubuhnya. Pandangan saya, selama orang berolahraga menyalurkan bakat dan semua memastikan protokol kesehatannya, kenapa harus disegel?" ujarnya heran.
Menurutnya, ada cara lain selain penyegelan. Yakni, memberi tahu panitia dan masyarakat sekitar agar betul-betul menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga:Berikan Donasi, Melvin Tenggara and Friends Sowan Wali Kota Surabaya
"Jadi enggak perlu sampai disegel. Terpenting, protokol kesehatannya tetap dijaga," pungkasnya.