SuaraBanten.id - Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany curhat, soal menangani penyeberan Covid-19 yang kasusnya terus naik dan masih ada sebagian masyarakat yang abai terhadap ancaman virus tersebut.
Airin bahkan merasa pesimistis dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di tengah desakan kebutuhan ekonomi masyarakat yang semakin tinggi paska aktivitasnya dibatasi.
"Saya agak tidak meyakini kita bisa memutus rantai (penyebaran Covid-19-red) karena di satu sisi pertumbuhan ekonomi harus terus berjalan," katanya dalam sambutanya di salah satu kegiatan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangsel (30/8/2020).
Airin menuturkan, pihaknya menemui hal menarik soal yang terjadi di masyarakat. Saat ini, lanjut dia, ada masyarakat yang senang dan ada yang 'ogah' melakukan tes rapid atau swab.
Baca Juga:Musim Pagebluk, Kredit Bank DKI Tercatat Tumbuh 8,3 Persen
"Masyarakat yang enggak senang diperiksa merasa lebih enggak tahu dan terpenting jalan aja beraktifitas seperti biasa. Dibandingkan dengan harus mengetahui hasilnya dan risikonya," tuturnya.
Selain itu, dia juga merasa dilema semakin banyak tes rapid dan swab yang dilakukan dan semakin banyak kasus positif yang ditemukan, warga semakin menilai kinerja Pemkot Tangsel buruk.
"Kami sempat diskusi antar kepala daerah, semakin banyak yang dirapid semakin banyak yang diketahui, maka level kita semakin meningkat jadi merah. Ini yang membuat kami kepala daerah yang semakin merah semakin dihujat dan dibuli sama warga," ungkap Airin.
"Jadi kita sempat diskusi dan bicara yaudah deh enggak usah capek-capek melakukan tes rapid massal, toh ujungnya akhirnya kita bingung sendiri. Kalau semakin banyak, semakin leveling merah yang dibuat BNPB berpengaruh pembukaan ekonomi dan pemulihan ekonomi daerah," tambahnya.
Meski begitu, adik ipar dari Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu mengaku, pihaknya tetap gencar melakukan tes rapid dan swab untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih masif.
Baca Juga:Hari Ini Jakarta Sumbang 1.094 Pasien Corona, 4 Provinsi Lain Nihil Kasus
"Jadi pada intinya dengan rapid dan swab ini kita mendorong orang untuk dikluster dimasukan sesuai kategori. Kalau terkonfirmasi positif maka harus menjalani perawatan dan karantina mandiri sehingga penularan tidak begitu masif," tukas Airin.
- 1
- 2