Uji Klinis Vaksin Covid-19, Ahli Tegaskan Indonesia Bukan Kelinci Percobaan

Keterlibatan Indonesia dalam penelitian vaksin Covid-19 bukan menandakan Indonesia sebagai kelinci percobaan. Ini penjelasan ahli.

M. Reza Sulaiman
Kamis, 06 Agustus 2020 | 16:09 WIB
Uji Klinis Vaksin Covid-19, Ahli Tegaskan Indonesia Bukan Kelinci Percobaan
Puskesmas lokasi uji klinis Vaksin Corona Sinovac di Bandung. (Suara.com/Cesar)

SuaraBanten.id - Keterlibatan Indonesia dalam penelitian vaksin Covid-19 buatan China bukan menandakan Indonesia sebagai kelinci percobaan.

Justru menurut ahli, ada beragam manfaat yang bisa didapat dengan ikutnya Indonesia dalam pengujian vaksin ini.

Dilansir VOA Indonesia, ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengatakan penting bagi Indonesia untuk terlibat dalam uji klinis vaksin Covid-19 buatan luar negeri.

Dia memahami kontroversi di masyarakat belakangan ini, yang menganggap relawan uji klinis vaksin menjadi kelinci percobaan.

Baca Juga:Vaksin Impor Ditentang, Pakar Kesehatan: Virus Tak Punya Paspor

Namun, pendapat ini diyakini Ahmad Rusdan, hanya muncul di kalangan masyarakat yang memang selalu mengaitkan berbagai hal sebagai bentuk konspirasi.

"Kalau kita tidak uji klinis di Indonesia, sementara vaksin sudah mau keluar, ini pemerintah malah jadi ragu untuk deploy (mendistribusikan.red) ke masyarakat kita sendiri. Misalnya, Amerika, Eropa dan India sudah memproduksi, pertanyaannya masyarakat Indonesia siap enggak langsung dipakai? Justru itu kelinci percobaan, karena tidak dilibatkan dari awal," terang Ahmad Rusdan.

Peneliti lulusan Harvard Medical School itu juga mengatakan, uji klinis memberi kesempatan para ahli Indonesia mengawasi langsung prosesnya di Tanah Air.

Sinovac selaku produsen hanya menyediakan bahan baku. Jika ada efek samping atau hasilnya tidak bagus, dia meyakini para ahli itu akan secara jujur mengakui.

Jika masyarakat ragu, Ahmad Rusdan menilai sikap itu sama dengan meragukan keahlian para peneliti Indonesia sendiri.

Baca Juga:Ilmuwan Prediksi Vaksin Virus Corona Tak Ampuh bagi Orang Dewasa Obesitas

Hal senada juga diungkapkan oleh profesor Tri Wibawa, ahli Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Keterlibatan Indonesia dalam penelitian vaksin memungkinkan otoritas pemerintah terkait dapat mengawasi prosesnya, dan menjamin vaksin yang dihasilkan aman dan efektif untuk masyarakat Indonesia.

Ada dua pertimbangan penting dalam memilih produk vaksin. Keterlibatan otoritas Indonesia dalam uji klinis penting untuk memenuhi dua kondisi itu. Pertama adalah keamanan dan efektivitas dalam pemilihan vaksin. Kedua adalah kemudahan akses terhadap vaksin itu, jika sudah terbukti menjadi produk berkualitas baik. Indonesia perlu jaminan dari produsen, terkait akses yang cukup untuk mendapatkan vaksin itu.

"Soal harga, soal kemudahan untuk penyimpanan dan pemberian itu yang belakangan," tegas Tri Wibawa.

Manfaat lain keterlibatan Indonesia dalam proses produksi vaksin adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan vaksin membutuhkan waktu yang sangat lama. Ada sejumlah vaksin yang pengembangannya butuh hingga 10 tahun. Bila vaksin Covid-19 bisa dikembangkan dalam waktu dua tahun atau kurang akan menjadi sesuatu yang luar biasa.

Poin lain yang juga patut digaris bawahi adalah pengorbanan para relawan. Menurut Ahmad Rusdan, relawan juga berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Mereka bukan kelinci percobaan.

Pengorbanan dan peran relawan sangat penting bagi masyarakat. Kesehatan relawan juga dipantau sepanjang waktu sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Yang harus dipastikan, lanjut Ahmad Rusdan, adalah komitmen pemerintah dalam pengembangan vaksin karena riset dan pengembangan vaksin butuh biaya yang sangat besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini