Lanjut, juara favorit Duta Budaya Sulawesi Selatan 2013 tersebut menceritakan, jika saat itu, ia bersama dengan sang ibu di dalam mobil.
Sedangkan kakak Tita yang menyetir langsung tancap gas. Sementara sang ayah memilih naik motor.
"Saya lihat aliran air depan rumah sudah mengamuk, padahal sederas apa pun hujan tidak pernah air meluap begitu. Kemudian suara pohon-pohon yang patah sangat jelas terdengar," isak Tita.
Pikiran Tita kembali tegang setelah sang ayah tak tampak di belakang mobil yang ditumpanginya bersama ibu dan kakaknya.
Baca Juga:Viral! Korban Banjir Bandang Luwu Utara Menikah di Tenda Pengungsian
"Pas sudah keluar lorong rumah kabur hingga ke depan lorong perumahan Radda, saya balik (badan) ayah tidak ada di belakang."
"Kembali kami cari ayah. Eh pas depan SD Radda orang larang kami lewat. Mereka bilang air sudah sampai depan Masjid Al Markas," urainya.
"Jadi kami memutar balik lagi mobil kabur ke Baebunta. Tidak lama kemudian adami ayahku di belakang. Padahal ayahku katanya 4 kali terjatuh di depan Masjid Al Markas karena sempat terseret arus," sambungnya sambil terisak.
Salah seorang anggota keluarga Tita, yakni tantenya juga sempat terseret arus banjir hingga 3 kilometer.
"Sebelum keluar dari rumah sempat kakak teriaki tante yang hanyut kurang lebih 3 kilometer. Tapi karena paniknya, mungkin dia tidak balik-balik, jadi kami tinggalkan karena air sudah dari atas, makanya dia hanyut," jelasnya.
Baca Juga:Walhi Minta Jokowi Evaluasi Pemprov Sulsel Pasca Banjir Bandang Luwu Utara
"Tapi Alhamdulillah tanteku selamat. Tapi masih trauma sampai sekarang," singkatnya.