Kapal Hibah Kemenhub di Serang Rusak Parah, Atap Ambrol dan Sering Mogok

Buritan kapal tampak kotor seperti lama tidak dibersihkan. Kondisi itu diperparah dengan keadaan atap yang sudah ambrol.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 23 Juli 2020 | 18:21 WIB
Kapal Hibah Kemenhub di Serang Rusak Parah, Atap Ambrol dan Sering Mogok
Kapal hibah dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI yang diberikan kepada Pemerintah Kota Serang kini kondisinya tampak tak terurus. (Suara.com/Sofyan Hadi)

"Emang waktu sebelumnya udah bocor, dari atapnya
Itu keliatan udah banyak jamur. Itu udah pas dibawa dari sana (Kemenhub). Kalau mesin normal. Cuma kelistrikannya bermasalah itu, ga tau dari sananya. Itu atap dipegang aja nyetrum. Makanya ngeri kalau dicolokin listriknya. Kita sih biasanya cabut listriknya kalau mau dihidupin," terangnya.

Meski begitu, ia pun turut membenarkan jika Kapal dengan kapasitas mesin 33GT sangat boros. Sehingga hal itu tidak memungkinkan jika dipakai sebagai Kapal angkut penumpang ke Pulau Tunda atau Pulau Panjang dengan tarif Rp 20ribu/orang.

"Iya benar, boros kalau dipake Kapal penumpang. Kapasitas cuma 30 orang. Kecuali kalau diatas 50 orang. Kursinya aja didalam paling berapa paling berapa. Kurang pas, kalau dipake kapal penumpang, mesinnya gede," terangnya.

Kapal hibah dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI yang diberikan kepada Pemerintah Kota Serang kini kondisinya tampak tak terurus. (Suara.com/Sofyan Hadi)
Kapal hibah dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI yang diberikan kepada Pemerintah Kota Serang kini kondisinya tampak tak terurus. (Suara.com/Sofyan Hadi)

Atas keadaan itulah, KM Banawa Nusantara 75 tidak pernah digunakan. Semenjak tiba di Kota Serang, Kapal hanya dihidupkan selama 15 menit untuk sekedar memanaskan mesin.

Baca Juga:Polemik Aset Daerah di Serang, DPRD Minta KPK Turun Tangan

"Dipanasin, seminggu 3 kali, ga tiap hari. Lumayan boros, sekali dipanasin bisa abis 20 liter solar, itu paling 15 menitan," ujarnya.

Bukan hanya itu, ia pun turut mengeluhkan nasibnya yang tidak mendapat kejelasan dari pihak Dishub Kota Serang terkait tindaklanjut status pekerjaannya. Padahal dirinya sudah sempat mengeluarkan biaya untuk sekolah singkat agar bisa bekerja di KM Banawa Nusantara 75 sebagai ABK.

"Saya sempat sekolah di Tanjung Kait, Tangerang. Sekolah pelayaran 10 hari, karena katanya harus ngambil dasar, harus punya sertifikat BST untuk jadi ABK. Itu biaya sendiri sekitar Rp 3-jutaan. Tapi kerja beberapa bulan doang. Sekarang nggak kerja. Bingung, sudah sekolah tapi udah ga kerja lagi," tukasnya.

Kontributor : Sofyan Hadi

Baca Juga:Adik Tiri Ratu Atut Terpilih Jadi Ketua Golkar Kota Serang Secara Aklamasi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini