"Jujur saya belum lihat di tempat lain. Kalau di daerah Banten kita cuman mengamati di pulau dua dan rawa danau. Tapi bukan elang Jawa, seperti elang budo, elang madu dan elang ular,"katanya.
Roman melanjutkan, burung elang Jawa habitatnya di pegunungan yang memiliki ketinggian 3000 MDPL ke bawah seperti di Gunung Gede Pangrango dan Halimun. Kebiasaan gaya terbang beda dengan Elang lain yang kerap berputar putar, namun jika Elang Jawa biasanya terbang berputar dengan jarak jauh.
"Burung itu kebanyakan di daerah tinggi, seperti gunung gede, gunung halimun. Kalau di kita kan paling. Elang Jawa itu endemik, dalam artian. Termasuk di Bali juga sempat ketemu daerah Badegul karena menurut sumber sejarah, Bali masih masuk ke pulau Jawa,"katanya.
saat ini keberadaan Elang Jawa jumlah makin sedikit dan hampir punah, salah satu faktor penyebabnya akibat perburuan liar. Untuk itu Roman dan kawan sesama pengamat burung di Banten membentuk klub yang sudah hampir berjalan satu tahun.
Baca Juga:Kebakaran di Kaki Gunung Karang, 4 Warga Luka Bakar, 1 Diantaranya Bayi
Klub itu selain mengamati burung tersebut mengedukasi masarakat agar stop perburuan burung-burung yang dilindungi. Apalagi beberapa jenis burung di Banten hampir punah keberadaannya.
"Selain mengamati burung, kita bareng-bareng mengedukasi masarakat agar stop perburuan burung-burung yang dilindungi. Di Banten ada beberapa burung yang dianggap punah, seperti Tepus dada putih, glatik jawa, dan burung kacamata Jawa," tandasnya.
Kontributor : Saepulloh