Bayi Lahir Tanpa Dinding Perut, Orang Tua Takut ke RS karena Tak Ada Biaya

Bayi laki-laki tersebut lahir dalam kondisi usus terurai atau dikenal dengan istilah gastroschisis.

Chandra Iswinarno
Selasa, 12 Mei 2020 | 22:22 WIB
Bayi Lahir Tanpa Dinding Perut, Orang Tua Takut ke RS karena Tak Ada Biaya
Bayi lahir tanpa dinding perut sehingga ususnya terburai di Kampung Kamuning, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. [Bantenhits/Istimewa]

SuaraBanten.id - Kisah miris datang dari keluarga pasangan Sobari (29) dengan Siti Juleha (31), Warga Kampung Kamuning, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Lantaran di tengah Pandemi Corona, putra pertama mereka yang lahir pada Minggu (10/5/2020) sore sekitar pukul 15.03 WIB lahir tanpa dinding perut.

Bayi laki-laki tersebut lahir dalam kondisi usus terurai atau dikenal dengan istilah gastroschisis. Sobari mengatakan, proses kelahiran bayi laki-laki pertamanya ini tanpa didampingi bidan ataupun paraji.

Kondisi tersebut terjadi, karena saat istrinya akan melahirkan bidan desa belum juga sampai ke rumahnya, hingga kemudian bayi tersebut sudah lahir.

“Saat itu anak kami lahir dengan sendirinya kami sudah berusaha menghubungi bidan desa maupun kader yang ada, namun saat di perjalanan bayi kami sudah lahir dengan ususnya terurai,” kata Sobari seperti dilansir Bantenhits.com-jaringan Suara.com pada Selasa (12/5/2020).

Baca Juga:Identitas Warga Pandeglang Positif Corona Bocor, Pemkab Tak Mau Disalahkan

Melihat kondisi anak pertamanya seperti itu, Sobari langsung melarikannya ke Puskesmas Panimbang. Sesampainya di Puskesmas Panimbang, ibu dan anak itu langsung dirujuk ke RSUD Berkah Pandeglang.

Namun, sesampainya di RS tersebut, sang bayi tidak mendapat penanganan maksimal, karena keterbatasan alat untuk operasi. Akhirnya, RSUD Berkah merujuknya ke RS Benggala Serang.

“Kami saat itu panik dan lekas dibawa ke puskesmas terdekat, sesampainya di puskesmas kami dirujuk ke rumah sakit yang ada di Pandeglang untuk dilakukan perawatan tapi sesampainya di rumah sakit pandeglang, kami dirujuk kembali ke RS Benggala untuk dilakukan operasi,” jelasnya.

Tetapi akhirnya, rencana operasi urung dilakukan, karena Sobari memilih membawanya pulang ke rumah, mengingat penghasilan sehari-sehari Sobari sebagai pekerja serabutan tidak mencukupi untuk biaya operasi. Dan juga, Sobari juga tidak terdaftar sebagai peserta BPJS.

“Untuk saat ini bayi kami bawa pulang kembali dan tidak dibawa ke rumah sakit yang ada di Serang, karena kami tidak mampu untuk bayar operasi,” katanya.

Baca Juga:Bandel Bolak Balik Jakarta, Warga Pandeglang Dibawa ke RS Wisma Atlet

Tetangga Sobari Awang Gustiawan berharap, ada dermawan yang mau meringankan biaya pengobatan bayi Sobari. Karena bila tidak segera di tangani khawatir berdampak buruk pada kondisi bayi.

“Saya kasihan melihat bayi lahir dengan kondisi seperti itu. Mudah-mudahan ada dermawan yang dapat meringankan biaya pengobatan bayi tersebut, karena jika melihat kondisi keluarga Sobari mereka masuk dalam keluarga tidak mampu,” katanya yang mendampingi Sobari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini