SuaraBanten.id - Identitas warga Pandeglang Banten positif virus corona bocor dan tersebar ke masyarakat. Pemerintah Kabupaten tidak mau disalahkan.
Pemkab Pandeglang justru menyalahkan bocornya identitas itu ke warga.
Data pasien yang bocor itu seorang pasien laki-laki berumur 51 tahun berasal dari kecamatan Pandeglang. Dia bekerja bekerja di Jakarta. Kekinian pasien ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Jakarta untuk melakukan isolasi karena ia dinyatakan positif Corona tanpa memiliki gejala.
Tak hanya soal data pasien, video proses penjemputan yang dilakukan petugas medis nampak tersebar di jejaring media sosial pada Sabtu (9/5/2020) kemarin. Dari video tersebut, terlihat sejumlah petugas kesehatan yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, membawa orang yang terkonfirmasi Covid-19 dengan mobil ambulance milik Pemda Pandeglang, dikawal oleh pihak Kepolisian.
Baca Juga:Bandel Bolak Balik Jakarta, Warga Pandeglang Dibawa ke RS Wisma Atlet
Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pandeglang Ahmad Sulaeman mengatakan, bocornya data pasien karena masyarakat sendiri yang membocorkan. Tersebarnya data lengkap pasien secara luas bisa berdampak buruk terhadap keluarga pasien, kendati demikian, keluarga pasien bisa mengerti kondisi tersebut.
"Iya ini (bocor), berulang kali sudah diingatkan, warga sendiri yang bongkar. Jadi gimana yah, Semoga pihak keluarganya mengerti kondisi ini," kata Sulaeman saat dikonfirmasi aplikasi perpesanan WhatsApp, Minggu (10/5/2020).
Sulaeman membenarkan, pasien yang dievakuasi ke Wisma Atlit positif COVID-19. Ia terpapar virus saat menjalankan usahanya di Jakarta yang dimungkinkan melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi Corona.
Setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Jakarta sangat mempengaruhi usahanya sehingga ia memutuskan untuk pulang ke Pandeglang pada 22 April kemarin.
"Tanggal 23 April ia berinisiatif melapor ke RT dimana ia tinggal dan disarankan untuk berobat ke Puskesmas," ujarnya.
Baca Juga:Niat Cari Uang di Bawah Jembatan, Warga Pandeglang Temukan Tulang Belulang
Setelah tiba di Puskesmas Cikupa, ia disarankan untuk mendatangi pasar Badak Pandeglang, pasalnya secara kebetulan ada pemeriksaan Rapid test massal yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang dan Provinsi Banten. Berdasarkan hasil pemeriksaan Rapid test reaktif atau positif sehingga petugas medis memutuskan untuk melakukan swab, kendati pasien tidak memiliki keluhan sakit.
"Karena warga kita ini tidak ada keluhan apapun, tidak ada demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, batuk atau sesak ataupun yang lainnya maka ia di masukan kedalam Orang Tanpa Gejala (OTG) dengan riwayat kontak,"jelasnya.
Sambil menunggu hasil pemeriksaan swab keluar, Suleiman melanjutkan, yang bersangkutan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Namun berdasarkan informasi yang didapat Tim gugus yang bersangkutan masih keluar rumah.
Akhirnya Tim Gugus Tugas pada Sabtu kemarin memutuskan akan mengevaluasi pasien tersebut ke RSUD Berkah Pandeglang. Lantaran tidak pasien tersebut tidak memiliki gejala apapun, sehingga tidak bisa ditangani di RSUD Berkah Pandeglang.
"Sehingga Tim gugus melakukan koordinasi dengan Wisma Atlit untuk melakukan isolasi, akhirnya Sabtu kemarin OTG ini di rujuk dengan pengawalan pihak keamanan pihak kepolisian dan juga ambulance," terangnya.
Sejurus dengan itu, Tim gugus menerima hasil laboratorium swab yang bersangkutan dan dinyatakan positif. Sulaeman meminta kepada masyarakat setempat untuk tidak panik dan selalu waspada.
Untuk itu, Tim Gugus juga akan melakukan Rapid test terhadap keluarga pasien untuk mengantisipasi penyebaran di wilayah tersebut.
Untuk diketahui, pasien positif di Kabupaten Pandeglang bermula dari seorang anak tertular virus Corona dari ibunya di Pandeglang, Banten. Ibundanya sudah meninggal, dia pasien pertama virus corona di Pendeglang.
Jumlah warga terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Pandeglang, Banten bertambah menjadi tiga orang. Dari dua pasien yang dilaporkan positif, mereka tertular dari pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal pada 4 April lalu dan kini bertambah menjadi empat orang.
Kontributor : Saepulloh