Diakuinya, terhentinya aktivitas melaut sangat berpengaruh terhadap perputaran perekonomian di wilayah Panimbang. Akhirnya, para nelayan memilih keluar daerah selama tak bisa melaut.
"Sebagian nelayan ada yang ke daerah lain, seperti Lampung dan Bangka, untuk sebagian yang masih tinggal di Panimbang mereka mengais rezeki dengan cara bekerja serabutan," katanya.
Sementara itu, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pandeglang mengemukakan, menjelang tahun baru, nelayan di Pandeglang sudah tak melaut karena beberapa faktor, diantaranya, karena cuaca buruk, sengaja memilih berlibur dan takut isu badai besar yang bakal menghantam perairan Selat Sunda jelang tahun baru.
"Dari sebelum tahun baru udah enggak melaut karena cuaca buruk, terus ada isu itu, badai kemarin itu," terang Ketua HSNI Pandeglang Abdul Azis di konfirmasi terpisah.
Baca Juga:Kapal Nelayan Diganggu China di Laut Natuna, Sejumlah Menteri Rapat
Tak hanya faktor alam, HNSI juga menjelaskan, ada sebagian nelayan di Pandeglang yang tidak melaut karena alat tangkapan mereka rusak lantaran belum diperbaiki setelah dipakai dan juga sudah tidak layak.
"Faktor lain karena alat tangkap mereka rusak, jadi terkendala saat melaut, (penyebab rusaknya) setelah dipakai, dan mungkin sudah lama dan tidak layak jadi hasilnya nihil," katanya.
Saat cuaca tak bersahabat, HNSI mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk membantu perekonomian para nelayan, tetapi pihaknya selalu mengimbau kepada para nelayan supaya membuat kelompok dan bergabung dengan koperasi, agar mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Kita dalam hal ini memang belum bisa berbuat banyak, cuman kita arahkan agar nelayan membuat kelompok nelayan dan bergabung dengan koperasi agar mendapatkan program dan bantuan dari pemerintah," katanya.
Kontributor : Saepulloh
Baca Juga:Gelar Istigasah Tahun Baru, Warga Pandeglang Minta Dijauhkan dari Bencana