Petinggi BUMN di Cilegon Diciduk Densus, Diduga Terkait Jaringan Terorisme

Meski begitu, pihak kepolisian masih enggan membuka identitas dan perusahaan BUMN yang dimaksud tersebut.

Chandra Iswinarno
Kamis, 14 November 2019 | 17:50 WIB
Petinggi BUMN di Cilegon Diciduk Densus, Diduga Terkait Jaringan Terorisme
Penangkapan tiga dari empat terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror. (Suara.com/Arga).

SuaraBanten.id - Satu petinggi BUMN yang berada di Kota Cilegon, diduga termasuk dalam empat orang yang ditangkap Densus 88 Anti Teror terkait jaringan terorisme pada Rabu (13/11/2019) kemarin.

Meski begitu, pihak kepolisian masih enggan membuka identitas dan perusahaan BUMN yang dimaksud tersebut. Kekinian, empat terduga teroris berhasil ditangkap di Banten berinisial DA (28), QK (54), AP (45) dan MA (45).

"Dia bekerja sebagai karyawan BUMN. Karena ini tidak terkait dengan karyawan atau perusahaan apapun, ini terkait individual dan jaringan. Artinya tidak menutup kemungkinan ada orang lain di dalam sana. Kalau kita sebutkan apa yang dilakukan oleh penyidikan dan oenyelidikan akan terganggu, nanti akan feed back (berbalik), ini yang akan terganggu," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardy saat dihubungi pada Kamis (14/11/2019).

Edy mengemukakan pemantauan terhadap jaringan terduga teroris yang merupakan karyawan perusahaan BUMN itu, akan terus dilakukan oleh pihak kepolisian dan tim Densus 88 Anti Teror. Termasuk penjagaan terhadap objek vital nasional (obvitnas) dan lokasi keramaian lainnya, akan diperketat penjagaannya oleh kepolisian.

Baca Juga:Dua Minggu Baru Mengontrak, Pasutri Diduga Teroris Dicokok Densus

"Tugas kita hanya mendukung Densus. Penjagaan obvitnas yang di jaga termasuk tempat keramaian ditingkatkan penjagaannya. Dijaga oleh bersenjata lengkap, oleh Ditpam Obvit dan Sabhara," terangnya.

Kekinian, Densus 88 Anti Teror masih terus mengembangkan pergerakan dan jaringan terorisme yang ada di Banten.

Untuk diketahui, serangan teror terakhir kali terjadi di Banten, saat Wiranto yang saat itu masih menjabat sebagai Menkopolhukam, ditusuk oleh Abu Rara.

"Karena masih dalam proses pengembangan, karena itu kan masuk ke teknis penyidikan dan penyelidikan. Karena terkait dengan jaringan. Intinya pemantauan akan terus dilakukan, kan ada tugas Kasatgas untuk melakukan antisipasi dan pencegahan," jelasnya.

Kontributor : Yandhi Deslatama

Baca Juga:10 Teroris Ditangkap Selama 5 Hari Perburuan, Ini Datanya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak